Pak Mawie lahir pada tanggal 5 Mei 1940 di Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Indonesia. Sejak tahun 1990 beliau bersama istri dan dua putranya bermukim di kota Almere, yang kemudian pak Mawie bekerja di Biro Sport dan Rekreasi. Pada usia 65 tahun beliau mendapat pensiun pegawai negeri di Belanda.
Acara Pembacaan Puisi yang dihadiri lebih dari 20 orang itu, diadakan oleh Stichting Perhimpunan Dokumentasi Indonesia (PERDOI) dan Yayasan Sejarah dan Budaya (YSBI). Acara tersebut di awali dengan kata pengantar oleh ketua YSBI, bernama K. Soelardjo, kemudian Sarmadji (Perdoi) membacakan bagian dari karya tulisan buku Mawie Ananta Jonie, berjudul: “Anak Minang itu ke Peking”.
Pertama, pembacaan puisi oleh mantan Dosen Sastra Rusia dari Universitas Leiden Agus Salim, berjudul “Museum Perang”, “Bukit Tinggi” dan “Medan”. Kemudian disusul oleh, penyair Heri Latief dengan 3 karya puisinya “Budak Melayu”, “Balada sepiring nasi tempe” dan “Sepuluh tahun reformasi Basi”. Dini Setyowati sebagai korban peristiwa Tragedi Nasional 1965/66 generasi ke dua trurut membacakan karya puisinya berjudul “Wisma Kebun Nanas” dan “Burung Rajawali”.
Sementara hamparan angin menderu yang mengiringi hujan rintik di plataran rumah Mawie Ananta Jonie, tak mengurangi rasa kebersamaan antar sesama yang hadir. Bahkan suasana acara di rumah Pak Mawie menjadi lebih hangat dan ceria ketika penulis Asahan Aidit membacakan puisi satirenya berjudul “Begitu Banyak Yang sudah Berlalu”. Pula, memberi inspirasi pencerahan bagi yang hadir saat penulis, penyair dan pendiri Sanggar Bumi Tarung Koeslan Budiman membacakan karya puisi Li Tai Po, berjudul “Di bawah Terang bulan Minum Anggur sendirian”. Setelah itu Ibu Melia membacakan karya puisi Mawie Ananta Jonie yang kemudian disertai penjelasan oleh Lily, isteri saudara Mawie.
Saya pun turut serta membacakan puisi karya penyair Lekra Sabar Anantaguna, berjudul “Kecapi Terali Besi” dan “Di Depan Senayan”. Dan, akhir dari acara pembacaan puisi, penyair Chalik Hamid membacakan karya puisinya penyair muda Banyu Bening, berjudul “Romansa di Kebun Tebu” dan karya puisinya sendiri, berjudul “Kuburan Kami ada Dimana-mana” .
Sebagai penutupan acara pembacaan puisi penyair Mawie Ananta Jonie menyatakan kebahagiannya dan terharu serta mengucapkan terimakasih atas kesediaan kawan-kawannya yang hadir untuk berkumpul bersama merayakan Ulang Tahunnya yang ke 74 tahun.
MiRa - Amsterdam, 11 Mei 2014

foto bersama di pelataran rumah Mawie Ananta Jonie

Chalik Hamid (membaca puisi),Asahan Aidit, Roeslan Budiman
No comments:
Post a Comment