Sebuah film dokumenter, berjudul "Mijnheer de vader" (Tuan papa) mengulas tentang sejarah kolonial Hindia Belanda, di mana narasi serdadu Belanda pada tahun 1950, meninggalkan sekitar 8000 anak-anaknya di ufuk timur.
Pohon di puncak
Menggelinding ke bawah
Tangkai berembun
Jauh dari lautan
Angin mendesis tenang
Cermin dari cerita curahan hati, mengulas refleksi sketsa lukisan bertinta merah, mengukir goresan kisah suratan takdir dirinya, tanpa pengakuan hukum legalitas sebagai anak kandung "Tuan Papa"nya, telah mengusik ingatan riwayat hidupnya, meniti nasib anak bangsa, yang kelahirannya menjadi korban cinta dalam agresi perang kolonial.
Menabur debu
Angin dari utara
Masuk kubangan
Anak korban serdadu
Polisionil aksi
Selama perang kolonial 1946-1949, peristiwa penyerangan kolonialis, mengerahkan 130 ribu serdadu Belanda, menjadikan kota Surabaya lautan api, jiwa terbakar mengusung semangat kaum pemuda, berjuang demi mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia yang selama 350 tahun telah terjajah.
Serdadu Londo
Menebar keresahan
Perang dan cinta
Diterlantarkan
Kehilangan ayahnya
Tabu dan rindu
Darah merangkak
Pergi lebih kreatip
Biar mengalir?
MiRa - Amsterdam, 2 Juli 2010
Sumber: http://player.omroep.nl/?aflID=11120021&tt888=true
No comments:
Post a Comment