"Kami Bersidang, Rakyat tetap tenang. AWAS Tipu Muslihat"
Putar haluan
Bertemu untuk pisah
Di simpang jalan
Beda pendapat
Evaluasi diri
Teguh, berprinsip
Berpikir yang diinginkan
adalah penentu tujuan baru
Dengan melupakan masa lalu
maka pengalaman hidupnya
akan dirasakannya kembali
tanpa jiwa ketegaran diri
Lalu, untuk apa hidup ini?
Nyatanya tujuan ingin dicapai
berbekal luka hati dan duka
Rasa nyeri pedih dilaluinya
menapak dendam bersilangan
dalam jejak mendaur ulang
yang bermakna bumerang
Bersikap jujur
Kemandirian diri
Hati bercermin
Riwayat kehidupan
Mengusung masa depan
Keinginannya
Berani dan gigih
Pembebas diri
MiRa - Amsterdam, 23 Januari 2011
Sunday, January 23, 2011
Friday, January 21, 2011
[Haibun] Untuk Sahabatku
Camar dan Cahaya Matahari: "Menanti Musim Semi…."
Tiba-tiba telepon genggam bergetar, mendadak sontak dan kaget aku terbangun dari tidur yang lelap. Di luar masih gelap gulita tapi sinar warna hijau berkelip tak henti-hentinya, kemudian menyusul suara berdering seperti hysteri menjerit di waktu subuh. Dalam keadaan Kelabakan aku menekan tombol knop ponsel itu,
"Sudah sampai mana?" sapanya dengan lembut, terdengar akrab bernada suara seperti dari jarak dekat.
"Lho siapa ini?" jawabku naif firasat tanpa melihat siapa yang menelpon.
"'Ini sama aku, acaranya sudah hampir mulai, aku tunggu ya?"
Hubungan telepon terputus. Segera aku bangkit dari tempat tidur, bergegas keluar menuju ruang dapur dan cepat meneguk air putih hangat untuk membangkitkan alam sadarku sampai 100%.
Dalam ingatan
Pelangi warna warni
Bermacam ragam
Sembari aku berjalan menghampiri ruang meja komputer, kucoba mengingat kembali pada janjiku hari itu. Agh... apakah mungkin aku bikin janji di waktu pagi hari. Lagi pula adalah waktu akhir pekanku.
Lengang di jalan
Camar melayang layang
Menyambut sepi
Api di tungku
Menghangatkan ingatan
Salju mencair
Telepon genggam bergetar kembali dan langsung kulihat data info nomornya, ternyata berkode +62, serta merta kupencet tombolnya, lagi-lagi nada suara yang sama tapi kali ini seperti tak sabar menanti kedatanganku,
"Hallo..posisimu sudah sampai di mana sekarang?"
"Ya.hallo, ini aku bicara dengan siapa ya?"
"Lho, ini sama aku, apa kamu lupa hari ini ada reuni tiga dekade?"
Tiga dekade
Melanglang buana
Semi kembali
Zaman represi
Suasana kelabu
Buta dan tuli
Persahabatan
Kenangan masa silam
Serasa sama
MiRa - Amsterdam, 21 Januari 2011
Tiba-tiba telepon genggam bergetar, mendadak sontak dan kaget aku terbangun dari tidur yang lelap. Di luar masih gelap gulita tapi sinar warna hijau berkelip tak henti-hentinya, kemudian menyusul suara berdering seperti hysteri menjerit di waktu subuh. Dalam keadaan Kelabakan aku menekan tombol knop ponsel itu,
"Sudah sampai mana?" sapanya dengan lembut, terdengar akrab bernada suara seperti dari jarak dekat.
"Lho siapa ini?" jawabku naif firasat tanpa melihat siapa yang menelpon.
"'Ini sama aku, acaranya sudah hampir mulai, aku tunggu ya?"
Hubungan telepon terputus. Segera aku bangkit dari tempat tidur, bergegas keluar menuju ruang dapur dan cepat meneguk air putih hangat untuk membangkitkan alam sadarku sampai 100%.
Dalam ingatan
Pelangi warna warni
Bermacam ragam
Sembari aku berjalan menghampiri ruang meja komputer, kucoba mengingat kembali pada janjiku hari itu. Agh... apakah mungkin aku bikin janji di waktu pagi hari. Lagi pula adalah waktu akhir pekanku.
Lengang di jalan
Camar melayang layang
Menyambut sepi
Api di tungku
Menghangatkan ingatan
Salju mencair
Telepon genggam bergetar kembali dan langsung kulihat data info nomornya, ternyata berkode +62, serta merta kupencet tombolnya, lagi-lagi nada suara yang sama tapi kali ini seperti tak sabar menanti kedatanganku,
"Hallo..posisimu sudah sampai di mana sekarang?"
"Ya.hallo, ini aku bicara dengan siapa ya?"
"Lho, ini sama aku, apa kamu lupa hari ini ada reuni tiga dekade?"
Tiga dekade
Melanglang buana
Semi kembali
Zaman represi
Suasana kelabu
Buta dan tuli
Persahabatan
Kenangan masa silam
Serasa sama
MiRa - Amsterdam, 21 Januari 2011
Friday, January 14, 2011
[Haiku] Stigmatisasi
Kawanan camar
Rebutan sisa roti
Di pinggir kali
Banjir kiriman
Melintas air beku
Ujian hidup
Menafsir tafsir
Pembunuhan karakter
Hati nurani
Manipulasi
Tragedi manusia
Fakta sosial
Mengusut kasus
Riwayat anak bangsa
Sejarah bingung
Stigmatisasi
Mitosnya Orde Baru
Digugat hukum
MiRa - Amsterdam, 13 Januari 2011
Rebutan sisa roti
Di pinggir kali
Banjir kiriman
Melintas air beku
Ujian hidup
Menafsir tafsir
Pembunuhan karakter
Hati nurani
Manipulasi
Tragedi manusia
Fakta sosial
Mengusut kasus
Riwayat anak bangsa
Sejarah bingung
Stigmatisasi
Mitosnya Orde Baru
Digugat hukum
MiRa - Amsterdam, 13 Januari 2011
Sunday, January 9, 2011
Badut Bersandiwara
Kau telah membawaku
untuk suatu perubahan
Dimensi pemikiran
dimana arah yang dituju
nyatanya tidak relevan
Bahkan tak punya arti
bagi makna hidupku
Pembuluh darah tertidur
urat syaraf serasa gembira
Ketika perhatian diarahkan
di taman panggung terbuka
antara pemain dan ceritanya
bagaikan badut bersandiwara
Di lingkungan baru
dirasa tak nyaman
kehidupan hanya cemohan
Dibalik itu semua
dari adegannya yang lucu
adalah ketidakmampuannya
MiRa - Amsterdam, 9 Januari 2011
untuk suatu perubahan
Dimensi pemikiran
dimana arah yang dituju
nyatanya tidak relevan
Bahkan tak punya arti
bagi makna hidupku
Pembuluh darah tertidur
urat syaraf serasa gembira
Ketika perhatian diarahkan
di taman panggung terbuka
antara pemain dan ceritanya
bagaikan badut bersandiwara
Di lingkungan baru
dirasa tak nyaman
kehidupan hanya cemohan
Dibalik itu semua
dari adegannya yang lucu
adalah ketidakmampuannya
MiRa - Amsterdam, 9 Januari 2011
Saturday, January 8, 2011
[Haiku] Si Kutu Busuk
Mafia pajak
TNI dan Polisi
Suap menyuap
Tipu muslihat
Rangkaian kebohongan
Politik uang
Kasus korupsi
Hukumnya pengadilan
Manipulasi
Sidang pidana
Gayus bersilat lidah
Si kutu busuk
MiRa - Amsterdam, 8 Januari 2011
TNI dan Polisi
Suap menyuap
Tipu muslihat
Rangkaian kebohongan
Politik uang
Kasus korupsi
Hukumnya pengadilan
Manipulasi
Sidang pidana
Gayus bersilat lidah
Si kutu busuk
MiRa - Amsterdam, 8 Januari 2011
Tuesday, January 4, 2011
[Haiku] Sapi Perahan
Monument anti-Slavery, oosterpark - Amsterdam,17 des 2010
Sewaktu subuh
Di atas rumput hijau
Berkristal putih
Raut wajahnya
Tercermin pucat pasi
Sepanjang jalan
Senyum dan tawa
Membeku dihempas badai
Dingin menggigil
Merajalela
Kapitalisme ganas
Mililit krisis
Kaum pekerja
Jadi sapi perahan
Semangat rapuh
Musim berganti
Menanti kuncup bunga
Perjuanganmu!
MiRa - Amsterdam, 4 Januari 2011
Sewaktu subuh
Di atas rumput hijau
Berkristal putih
Raut wajahnya
Tercermin pucat pasi
Sepanjang jalan
Senyum dan tawa
Membeku dihempas badai
Dingin menggigil
Merajalela
Kapitalisme ganas
Mililit krisis
Kaum pekerja
Jadi sapi perahan
Semangat rapuh
Musim berganti
Menanti kuncup bunga
Perjuanganmu!
MiRa - Amsterdam, 4 Januari 2011
Saturday, January 1, 2011
[Haiku] Kepingan Salju
Subscribe to:
Posts (Atom)