Monday, April 25, 2011

[Tanka] Pewaris Bangsa

Kebersamaan
Jasa kemerdekaan
Pewaris bangsa
Kedaulatan rakyat
Terkubur jazad debu

Egosentrisme
Mendendang gembira
Di alam nista
Takabur bergejolak
Liar berburu mangsa

Sehati jiwa
Niat bernafsu tamak
Angkara rakus
Merintis cita rasa
Tak saling mengasihi

Langkah ingatan
Pusara tanpa nama
Di musim bunga
Tantangan masa kini
Menzinah kehidupan


MiRa - Westgaarde, 25 April 2011

Sunday, April 17, 2011

[Tanka] Selera Hasrat

Gairah hidup
Akal manusia
Selera hasrat
Mengemudi gairah
Hasrat jiwa berlayar

Cara berpikir
Manipulasi akal
Tanpa batasan
Merekayasa nafsu
Menghancurkan dirinya

Jiwa bersaing
Saling menguasai
Akal dan nafsu
Sistim kapitalisme
Menggali lobang kubur

MiRa - Amsterdam, 17 April 2011

Tuesday, April 12, 2011

[Tanka] Bersilat Lidah

Menatap langit
Dari balik jendela
Sang surya gundah
Gerak gumpalan awan
Ke laut tak bertepi

Kumpulan burung
Terbang melayang bebas
Searah angin
Daya tipu muslihat
Mengawang tanpa batas

Di ruang sidang
Pesona wakil rakyat
Bersilat lidah
Pikiran tak bermoral
Bermimpi musim semi

MiRa - Amsterdam, 12 April 2011

Monday, April 11, 2011

[Haibun] Melati Putih



Pada saatnya
diwaktu kelahiran
Menyatu padu
Indah dan bahagia
Hari teristimewa

Cahaya mata hati
dalam kelahiran anak bangsa
tumbuh subur dan bersemi
nurani semurni hati jernih

Dari masa bersama
sampai dipisahkan
tersirat ingatan yang tersurat
Dikala suka dan duka
antara madu dan racun kehidupan
tercermin ketenangan dan ketegaran

Dalam jiwa semangat juang
melawan tantangan badai hidup
Kesabaran dan kelembutan
memercik kasih sayang

Mengusung kebahagiaan tak berujung
bagaikan mata air mengalir
dari hulu sungai ke hilir,
bermuara ke samudra

Melati putih
Menghias taman bunga
Merekah harum
Lebah membangun sarang
Bersih lahir dan batin

Bunda tercinta
Tinta mengukir syair
Merah dan putih
Selamat panjang umur
Di hari ulang tahun


MiRa - Amsterdam, 12 April 2011

Saturday, April 9, 2011

[Cerita Rakyat] Air susu dibalas dengan air tuba



Suatu kali buaya tersesat dan tidak bisa menemukan jalan ke sungai. Tak lama kemudian bertemulah buaya dengan seekor kerbau yang sedang berjalan bersama anaknya yang masih kecil. Lalu buaya menyapa dan meminta bantuan kerbau itu untuk mengantarkannya ke arah sungai.

"Mustahil," jawab kerbau, "Saya punya anak kecil yang tak bisa saya tinggalkan." Namun buaya tak henti-hentinya mengiba-iba sembari menangis memohon bantuan.

"Biarkanlah anakmu untuk sementara menunggu di sini saja, temanku tersayang", rayu sang buaya, "Aku tersesat dan tak bisa menemukan jalan ke arah sungai!"

Akhirnya kerbau merasa kasihan dan mengantarkan buaya ke sungai, ketika hampir mencapai sungai, seketika itu tiba-tiba buaya menyambar salah satu kaki kerbau, serta menariknya sampai ke ke dalam sungai.

Kerbau berteriak, "Jangan menggigit saya, buaya! saya telah membawamu dengan susah payah sampai di sini, dan sekarang kau menggigit kakiku"
"Tenang saja", kata buaya ,"Aku hanya ingin membalas kebaikanmu."
"Tunggu dulu, buaya, pertama saya ingin tanya pendapat seikat padi yang sedang mengambang di atas air."
Dan kerbau pun bertanya, "Seikat padi! Bagaimana menurutmu bila perbuatan yang baik dibalas dengan yang jahat ?" Lalu kerbau menceritakan niat baiknya mengantar buaya yang tersesat itu ke sungai.

Seikat padi menjawab: "Itu tidak jadi masalah, tidak ada perbuatan baik bisa menghapus yang jahat. Lihatlah nasibku ini: "Orang telah menumbuk saya sampai saya benar-benar hancur dan sekarang mereka membuang dan membiarkan saya hanyut di air."

Tak lama kemudian kukusan usang yang mengambang di atas air datang menghampirinya, dan memberikan pendapatnya: "Yang baik tidak bisa menghapus yang jahat, lihatlah saya yang sampai usang digunakan oleh orang, sekarang saya lemah dan rapuh, maka mereka melemparkan saya ke sungai, karena itu saya setuju, tidak ada yang baik bisa menghapuskan yang jahat."

Kebetulan kerbau dan buaya melihat seekor kancil yang sedang berjalan santai di pinggir sungai, kemudian kerbau memanggilnya serta mengajukan pertanyaan serupa kepada kancil itu.

"Saya tidak bisa mengerti," Jawab kancil, "apa sih yang kau ingin tanyakan?"

"Buaya, bawalah saya untuk lebih dekat kepada kancil..." Kata si kerbau kepada buaya, "doronglah saya supaya lebih mendekati kancil itu."

Ketika kerbau mulai mendekat ke pinggir sungai, tiba-tiba kancil berseru: "Beri dia tendangan di kepalanya, dan cepatlah melompat ke samping, karena sekarang kau sudah cukup dekat ke daratan"

Segera kerbau melakukan apa yang dikatakan kancil itu, sang buaya terpental ke belakang, sehingga kerbau bisa lolos dari bahaya yang mengancam hidupnya, setelah itu kerbau mengucapkan terima kasih kepada kancil atas bantuannya!

Terjemahan bebas oleh MiRa - Amsterdam, 9 April 2011

Sumber:
Volksverhalen uit Oost-Indie (Sprookjes en Fabels)
5. Ondank - Halaman 17

Verzameld door DR. Jan de Vries
Met Illustraties van G.J. van Overbeek
Zutphen - W.J. Thiem & Cie - 1925

Friday, April 8, 2011

[Tanka] Sukma Insani

Api membara
Membakar titik nadir
Tak ada daya
Berwahana durjana
Meluluh lantak raga

Sukma insani
Berbekal beban luka
Dirudung duka
Menapak lorong hina
Berbalut kemiskinan

Mengaca diri
Kasih ibu berbunga
Sepanjang musim
Menyusur alur waktu
Riwayat kehidupan

MiRa - Amsterdam, 8 April 2011

Tuesday, April 5, 2011

[Haiku] Sihir Syair

Menjelang sore
Burung riuh berkicau
Di dahan pohon

Dinginnya malam
Hening di padang pasir
Bermantra sihir

Jiwa yang rapuh
Senjata ditangannya
Mimpi ilusi

Musim bersemi
Sapi perah merumput
Memakan riba

Berkaca cermin
Mengiris bawang merah
Bernoda darah

MiRa - Amsterdam, 5 April 2011

Sunday, April 3, 2011

[Haibun] Ama Awabi




Semangat kerja
Para penyelam Ama
Demi hidupnya

Keyakinannya
Untuk sesuap nasi
Nikmati kerja

Ama pekerja menyelam telah berusia ribuan tahun, menjadi tradisi bagi kaum wanita pencari awabi dari beberapa desa nelayan di Jepang . Namun sejak periode Meiji, peranan penting Ama wanita semakin kehilangan eksistensinya di rumah tangga maupun dalam masyarakat nelayan. Kenyataan posisi dari 90 persen penyelam wanita itu berpenghasilan tak mencukupi kebutuhan hidup minimal keluarganya, juga tak memiliki wewenang bicara dalam sistim koperasi perikanan.

Gubuk di pantai
Terhempas angin badai
Gelombang ganas

Kedalaman lautan
Bertonggak jiwa baja

Awabi adalah sejenis bekicot mirip tiram atau kerang, yang hidup di dasar lautan. Untuk mengumpulkan awabi yang tersembunyi di celah-celah bebatuan hutan laut, merupakan pekerjaan berat serta butuh keberanian. Para penyelam wanita di Jepang atau disebut Ama itu, berenang yang dilengkapi kotak kayu pengapung, masker penutup hidung dan tongkat panjang, dan menyelam dengan hanya memiliki kemampuan bernapas panjang ke arah dasar laut sampai sekitar 8-10 meter.

Tanpa oksigen
Penyelaman berulang
Cari awabi

Wanita laut
Tak pernah kenal lelah
Kerja menyelam


MiRa - Amsterdam, 3 April 2011