Sunday, December 18, 2011

[Tanka] Ibunda



Ingatan lalu
Ku terpikat senyummu
Ibunda sayang
Kehadiran sesaat
Rindu berbulan madu

Kawat berduri
Tabah dan ketegaran
Bermakna juang
Terajut hasrat kasih
Mengatasi rintangan

Pandangan mata
Menawan hati nanda
Tersemai cinta
Pertemuan di taman
Harum bunga abadi

MiRa - Elisabeth Samsonstraat, 18 Desember 2011

Saturday, December 17, 2011

[Haiku] Keniscayaan


Detak jarum jam
Memecah kesunyian
Dikeheningan

Api membara
Memberi kehangatan
Di musim dingin

Tatapan mata
Tak ada yang tersisa
Bayangan mimpi

Keniscayaan
Menuntut kebenaran
Fakta dan nyata

Tantangan hidup
Bebas dari belenggu
Jatidirinya

MiRa - Elisabeth Samsonstraat, 17 Desember 2011

Monday, December 5, 2011

[Haiku] Fajar Menyingsing


Roda berputar
Sosial kehidupan
Di ufuk Timur

Memandang surya
Saat fajar menyingsing
Sinar membara

Hukum alami
Urusan priyuk nasi
Berkontradiksi

Percikan api
Zamrud khatulistiwa
Bumi Pertiwi

MiRa - Amsterdam, 5 Desember 2011

Saturday, December 3, 2011

[HAIKU] Menanti Fajar

Pagi nan kelam
Cahaya matahari
Tak kunjung tiba

Menapak jalan
Transparasi bayangan
Berkabut tebal

Jiwa meronta
Perjalanan usia
Sebatas musim

Raga terkoyak
Memahat kehidupan
Di perantauan

MiRa - Amsterdam, 3 Desember 2011

Friday, November 11, 2011

[Haibun] Bulan Purnama



Di musim gugur
Saat cuaca cerah
Berjalan kaki

Menuntun sepeda sepanjang jalan boulevard Apollolaan,
kutelusuri lintasan barisan pohon-pohon bercabang,
bayang bayang dalam pancaran cahaya rembulan
menembus sinar kemilau di antara dahan dan ranting
jejak langkah berirama suara pijakan lapisan daun daun kering
gemerisik menembus batas waktu kebisuan dalam hening

Bulan punama
Memancar sinar terang
Di ujung jalan
Suara burung camar
Memecah keheningan


MiRa - Amsterdam, 11 - 11 - 11

Saturday, November 5, 2011

[Haibun] Perjalanan Usia

Tatapan mata
Daun daun di pohon
Aneka warna

Sejauh mata memandang
warna warni dedaunan terbang melayang layang
seperti menari riang di atas air telaga

Ranting dan dahan
Menetes air mata
Diterpa badai

Menyusuri jalan taman berkarpet daun kering
mengikuti hitungan waktu perjalanan
Dalam kumpulan catatan riwayat hidup insani
berkisar pada pahit getir dan manisnya kehidupan

Penjelajahan
Musim silih berganti
Suka dan duka

Perjalanan usia
Menunda kematian


MiRa - Amsterdam, 5 Nopember 2011

Wednesday, November 2, 2011

Haiku Musim Gugur


Terbang melayang
Di atas awan putih
Pulau samudra

Hal menyenangkan
Makna persahabatan
Tak terpisahkan

Bulan purnama
Menjauh tak berbatas
Serasa cemas

Siang dan malam
Memperingatkan waktu
Dalam gerakan

Kehadirannya
Mengusik keresahan
Di keheningan

Pohon di taman
Daun yang berguguran
Terhempas angin


MiRa - Amsterdam, 2 November 2011

Friday, September 9, 2011

[Tanka] Bisnis Korupsi

Bisnis korupsi
Seperti bunga bangkai
Taman labirin
Hak imunitas hukum
Proyek partai demokrat

Efek domino
Diaspora satire
Filem sinetron
Mengusut kasus suap
Parodi kebohongan

MiRa - Amsterdam, 9 September 2011

* inspirasi dari:
http://www.tribunnews.com/2011/09/09/nazaruddin-masih-sebut-keterlibatan-petinggi-demokrat
http://www.tribunnews.com/2011/09/09/kubu-nazaruddin-uang-sudah-diberikan-pada-chandra

Sunday, September 4, 2011

[Haibun] Alam Beracun

Kapitalisme
Berawal krisis uang
Ke krisis hutang

Di ufuk timur kemanusiaan dikelilingi kesengsaraan
roda kehidupan yang mengkonsumsi tawaran pasar bebas
diabaikannya dengan mengobral alam kekayaan rakyat
hanya untuk menguntungkan kebesaran penguasa penindas
Sudah berapa lama rakyat miskin menonton kerakusan mereka?

Bunga tersenyum
Saat fajar menyingsing
Alam beracun

MiRa - Amsterdam, 2 September 2011

Saturday, August 20, 2011

Haiku untuk Ayah

Jembatan gantung
Mengayun sangat lambat
Usia uzur

Menatap kaca
Tercermin wajah ayah
Surya bersinar

Remaja nganggur
Protes menuntut kerja
Jaminan hidup

Siang terdiam
Gagak melengking parau
Memanggil teman

Cinta dan benci
Aku membunuh lalat
Dimakan semut


MiRa - Amsterdam, 20 Agustus 2011

Friday, August 19, 2011

[Haiku] Si Mawar Merah

Jeritan tangis
Tetesan air mata
Darah kawula

Saat meronta
Jiwa Ibu pertiwi
Hidup dan mati

Kemerdekaan
Pondasi kesatuan
Dimakan rayap

Riwayat juang
Tiada persatuan
Zaman korupsi

Si mawar merah
Meliar akar dendam
Bertangkai duri


MiRa - Amsterdam, 19 Agustus 2011


Saturday, July 30, 2011

[Tanka] Wacana Reformasi

Langit kelabu
Bertirai hujan rintik
Di musim panas
Nyamuk-nyamuk menyengat
Penghisap darah segar

Niat tarekat
Hakikat kehidupan
Surga dunia
Keadilan sosial
Untuk Kemerdekaan

Mereformasi
Penguasa militer
Berjubah sipil
Wacana reformasi
Integrasi korupsi


MiRa - Elisabeth Samsonstr, 31 Juli 2011

Tuesday, July 19, 2011

[Tanka] Sumpah Sampah


Pengais sampah
Nasib pemiskinannya
Termarjinalkan
Egosentris anarki
Neo liberalisme

Sebab - akibat
Afeksi perubahan
Terrekonstruksi
Moral pelanggar hukum
Bencana kehidupan

MiRa - Amsterdam, 19 Juli 2011

Saturday, July 16, 2011

[Tanka] OBITUARIS

[Tanka] OBITUARIS
: 19 Desember 1919 - 6 Juli 1986

Gelombang laut
Menggapai pasir putih
Pesisir pantai
Suara air mendesir
Gemericik tak henti

Menyongsong pagi
Musim silih berganti
Di perantauan
Proses dialektika
Menapak kehidupan

Puing kenangan
Jiwa bercermin langit
Selubung awan
Fajar merona merah
Ranah pusara insan

MiRa - Amsterdam, 16 Juli 2011

Friday, July 15, 2011

[Haiku] Metamorfosa

Hujan dan badai
Pohon-pohonan roboh
Di musim panas

Ulat kepompong
Reformasinya basi
Metamorfosa

Membakar hutan
Terik panas menyengat
Alam menggugat

Prita digugat
Tuntutan keadilan
Direkayasa


Kekuasaan
Formasi penguasa
Politik uang


MiRa - Amsterdam, 15 Juli 2011

------

Info Terkait:


Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/07/110708_forumpriita.shtml

Kasasi MA akan mengirim Prita ke penjara


Masih ingat Prita Mulyasari? Dua tahun lalu ia digugat RS Omni International Tangerang karena mencemarkan nama baik akibat emailnya yang mengeluhkan pelayanan rumah sakit tersebut.

Prita sempat bebas di pengadilan tinggi namun keputusan MA yang mengabulkan kasasi Kejaksaan Agung membuat dia terancam masuk penjara.

Akan tetapi MA membebaskan Prita dari tuntutan perdata sehingga tidak harus membayar ganti rugi Rp20 miliar kepada Omni.

Tanpa bermaksud mencampuri keputusan hukum, apa komentar maupun saran Anda atas kasus ini?

Apakah keputusan MA itu sudah mencerminkan keadilan karena bagaimanapun hukum harus ditegakkan terlepas dari simpati masyarakat umum terhadap Prita?

Mungkin anda menyarankan sudah saatnya Prita mengakhiri kasus ini dan menerima keputusan MA dengan segala konsekuensinya.

Atau sebaiknya Prita sebisa mungkin menempuh jalan hukum dalam bentuk peninjauan kembali?

Mungkin juga anda menyarankan Prita lebih memilih jalan politik saja dengan meminta pengampunan dari presiden?

Bisa jadi anda berpendapat saatnya kembali menggelar solidaritas untuk Prita Mulyasari, sama seperti ketika pengumpulan koin untuk Prita guna menghimpun dana ganti rugi yang harus dibayar Prita.

Kirimkan ke indonesia@bbc.co.uk dan mohon sertakan nomor telepon jika Anda tidak keberatan untuk kami hubungi kembali.

Atau kirimkan lewat SMS ke +44 77 86 20 00 50 dan kami ingatkan operator jaringan telepon anda akan mengenakan tarif untuk setiap pengiriman SMS.

Mohon kiranya menyertakan nama dan asal kota anda ketika mengirimkan pesan lewat email maupun SMS.

Ruang Forum ini juga akan kami tampilkan di Halaman BBC Indonesia di Facebook dan akan disiarkan setiap Kamis Pukul 18.15 WIB.


Ragam pendapat

"Menurut saya, Bu Prita menempuh peninjauan kembali sekaligus mengambil jalan politik. Hal ini tidak terjadi jika jaksa tidak kasasi ke MA. Jaksa harusnya menerima putusan bebas di Pengadilan Tinggi." Satriyo Wibowo, Banjarnegara.

"Hukum yang berkeadilan di Indonesia itu tidak jalan, berpihak pada yang punya kekuasaan. Rakyat kecil siap-siap jadi korban."

Yusqi Mhd

"Saya fikir untuk kasus Prita yang telah menyita perhatian orang banyak, MA tidak lagi memikirkan keadilan tetapi bagaimana kasus ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan pribadi para abdi hukum itu sendiri atau untuk mengalihkan perhatian masyarakat demi kepentingan penguasa yang sedang dihujat habis-habisan. Kasus Prita adalah kasus ecek-ecek yang tidak lazim harus sampai MA. Oleh karenanya jangan bertanya: adilkah peradilan kita akan tetapi masih punya nurani manusiakah para abdi hukum kita? Banyak kasus-kasus besar justru nyaris tak terdengar lagi berkat kerja rapi para abdi hukum kita. Hukum yang berjalan sempurna di Indonesia adalah hukum Archimides, hukum Newton dan Hukum Rimba." Kakan Maskawan, Bogor.

"Indonesia negara hukum. Seharusnya hukum itu mengutamakan keadilan. namun pelaksanaannya lain. Hukum di Indonesia sudah dibeli dengan uang sehingga rasa keadilan dikesampingkan. Seharusnya masalah Prita dihentikan saja dan bebaskan dia. Rumah Sakit Omni tetap jalan dan tidak dirugikan apa-apa." Bonefasius Jehandut, Tangerang.

"Ini barangkali bentuk hukum yang sudah terbeli, yang tidak memahami hati nurani, dan RS Omni memang sanggup. Penganiayaan orang lemah oleh kecongkakan hukum. Doa kami Mbak Prita tabah." Nuryanto, Purwodadi.

"Bikin hopeless saja." Adi, Yogya.

"Sudah tentu aparat penegak hukum melihat, berpendapat, menuntut, membela dan memutuskan berdasarkan bukti fisik yang ada. Namun seringkali bukti fisik yang terlihat bisa direkayasa untuk memberatkan vonis hukuman bagi masyarakat lemah, dan meringankan bagi yang punya kuasa. Fakta hukum yang menjadi keputusan hukum seharusnya mampu memenuhi rasa keadilan yang berketuhanan, bukan keberpihakan pada pemilik kuasa yang lebih memiliki posisi tawar untuk 'membeli keputusan hukum'. Kasus Prita?" Prayascito Sidoyo, Klaten.

"Hati nurani yang tergadaikan." Henyo Era Rani.

"Benar-benar tidak adil. Hukum sudah diperjualbelikan dengan uang dan kayaknya kasus ini ada yang main belakang." Ubi Kalyu.

"Kalau saran saya sudahi saja. Seharusnya tidak perlu sampai PK. Khawatir semakin dilanjut malah semakin merusak citra yang sudah ada. Suara rakyat banyak buat Mbak Prita lho." Alfiyan, Bogor.

"Keadilan harus tetap ditegakkan dengan tidak mengenyampingkan efek sosial yang dapat terjadi. Tetapi negara kita adalah negara hukum tanpa memandang siapa pun dia. Saran saya adalah keputusan MA ditindak lanjuti dengan jalan politis melaluli pengampunan dari presiden karena ada indikasi putusan MA yang politis." Hasdar.

"Seharusnya rumah sakit menyembuhkan orang sakit, bukan malah menyakiti orang yang ingin sembuh." Syamsul, Cilacap.

"Inilah Indonesia, pasien yang membutuhkan informasi mengenai penyakit dan obat yang diberikan kepada dirinya justru akhirnya digugat pencemaran nama baik oleh RS, yang seharusnya memberikan pemahaman kepada pasien."

Toton Suryotono

"Setelah diangkat ke media, saya jamin pasti ada TV swasta yang mengupas tuntas lagi masalah Prita ini (seperti Infotainment) sehingga masyarakat Indonesia dibikin lupa sama kasus yang lebih besar dari seorang Prita, yakni kasus kebobrokan para aparatur negara yang sedang main lempar batu sembunyi tangan, yang justru merupakan musuh rakyat Indonesia." Dena.

"Katanya tiap warga negara bebas untuk menyuarakan semua keluh kesah. Untuk Prita, apa yang menjadi pencemaran nama baik? Ia hanya mengungkapkan semua keluhan kesahnya atas ketidakpuasan pelayanan rumah sakit. Apa email tersebut diterbitkan olehnya. Ia hanya 'curhat' pada seorang sahabat. Salahkah seorang warga negara yang berkeluh-kesah? Hukum di negara ini sangat aneh, orang kecil tidak pernah mendapat keadilan di negara ini. Hukum terkesan bisa dibeli. Bukan hanya Prita, kasus seperti mencuri biji kopi yang telah jatuh pun dihukum berbulan-bulan sedangkan koruptor bisa menikmati terus udara kebebasan dengan berbagai alasan. Sakitlah atau pemeriksaan kesehatanlah, bahkan kasus tertentu malah di peti es kan." Ferry.

"Sebenarnya saya ingin berkomentar banyak tetapi saya takut dituntut seperti Prita. Maka dari itu saya akan hanya memberi usulan: sebaiknya penggelaran dana untuk Bu Prita diadakan kembali." Anisa, Bandar Lampung.

"MA mengabulkan kasasi Kejaksaan Agung terhadap Prita Mulyasari, yang menunjukkan hukum berpihak pada pemilik modal. Menyangkut kasus rakyat kecil, rata-rata kalah di tingkat MA. Jangan sampai pengumuman ini untuk mengalihkan isu dari banyaknya hakim yang tertangkap oleh KPK. Komisi Yudisial sebaiknya mempelajari keputusan MA: apakah ada kejanggalan? Prita Mulyasari, jika Anda merasa benar teruslah berjuang melawan kolaborasi hukum, pemilik modal, kekuasaan." Wahjoe, Nganjuk.

"Mudah-mudahan diberi kesempatan sekali lagi bagi Prita Mulyasari. Jangan seperti Nazarudin kabur ke luar negeri tanpa ada laporan dulu. Kalau Prita hanya diam di Indonesia tetapi Nazarudin malah kabur dengan alasan yang tidak jelas." Sony Rusdiyan, Serang.

"Oleh aparat hukum dibebaskan tapi oleh aparat hukum yang sama dijerat lagi. Sebenarnya aparat hukum ini memakai landasan hukum yang mana? Seharusnya pihak Omni juga jangan keras kepala dan jadikan saja ini sebagai bahan untuk berbenah. Walau dianggap atau merasa tercemar, kalau Omni terus melakukan perbaikan pelayanan, ya apa masalahnya." Adianto, Aceh.

"Keputusan MA tersebut menunjukkan majelis hakim hanya terpaku kepada aspek yuridis tanpa memperhatikan aspek sosial dan moral. Jika saya yang mengalami kasus tersebut, maka saya akan menempuh segala upaya hukum yang tersedia termasuk PK dan grasi demi menegakkan nilai kebenaran dan keadilan." Aristides Mota, Bogor.

"Saya kurang mengerti soal hukum. Tapi hati kecil saya merasakan hal ini tidak adil. Saya tidak tahu kenapa tidak ada keberpihakan kepada Prita sebagai orang kecil. Setuju digelar lagi solidaritas untuk Prita." Martin Iskandar, Jakarta.

"Kasusnya sudah sangat jelas bahwa RS Omni tidak mau mengakui kesalahannya padahal jelas mereka merugikan pasien, namun yang terjadi di sini adalah RS Omni menunjukkan arogansi mereka sebagai sebuah instansi besar yang mengedepankan citra. Menurut saya perlu ditinjau lebih jauh lagi kenapa MA mengabulkan kasasi itu? Atas dasar apa keputusan itu?" Eva, Yogyakarta.

"Kasihan Mbak Prita," Mateus Suseno.

"Inilah Indonesia, pasien yang membutuhkan informasi mengenai penyakit dan obat yang diberikan kepada dirinya justru akhirnya digugat pencemaran nama baik oleh RS, yang seharusnya memberikan pemahaman kepada pasien. Di Indonesia hal ini belum dipahami oleh praktisi hukum termasuk MA."Toton Suryotono.

"Ikut bersimpati yang mendalam buat Bu Prita." Budhi Nightwish.

"Hukum yang berkeadilan di Indonesia itu tidak jalan, berpihak pada yang punya kekuasaan. Rakyat kecil siap-siap jadi korban." Yusqi Mhd.

"Dukung terus Bu Prita." Yayuk Wib.

Saturday, June 25, 2011

[Haiku] Pedagang Perbudakan

Kaum wanita
Sebagai hak bekerja
Hidup mandiri

Kasus Marsinah
Pembunuhan di hutan
Hukum dipasung


Tenaga kerja
Pembantu rumah tangga
Teraniaya

Pemerkosaan
Tersiksa lahir-batin
Nyawa melayang

Ajal Ruyati
Membela hak hidupnya
Di hukum pancung


Politik elit
Rezim neo liberal
Raja biadab

Kekuasaan
Pedagang perbudakan
Berpesta pora



MiRa - Amsterdam, 25 Juni 2011

[Tanka] Melawan Perbudakan

Pekerja migran
Menuntut keadilan
Hidup hak layak
Hukuman eksekusi
Siapa yang peduli?

Kebiadaban
Rezim penjual budak
Buruh bersatu
Melawan perbudakan
Demi martabat bangsa

MiRa - Amsterdam, 25 Juni 2011

INFO TERKAIT:


http://us.detiknews.com/read/2011/06/19/124055/1663347/10/kronologi-pemancungan-ruyati

Minggu, 19/06/2011 12:40 WIB

Kronologi Pemancungan Ruyati

Nurul Hidayati - detikNews

Jakarta - Ruyati menghembuskan nafas dengan tebasan pedang pada Sabtu kemarin. Perempuan 54 tahun itu dihukum karena membunuh majikan perempuannya.

Berikut ini kronologi kasus Ruyati, yang dihimpun detikcom, Minggu (19/6/2011):

2008
Ruyati binti Sapubi berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW dengan menggunakan jasa pengirim tenaga kerja PT Dasa Graha Utama Bekasi. Menurut LSM Migrant Care, umur Ruyati dimudakan 9 tahun.

31 Desember 2009
Kontak terakhir Ruyati dengan keluarganya di Bekasi. Ruyati pernah mengeluh pada keluarganya bahwa majikannya yang sekarang ini suka berlaku kasar padanya.

10 Januari 2010
Ruyati binti Sapubi membunuh majikan perempuannya bernama Khairiya Hamid binti Mijlid dengan alat pemotong daging.

Mei 2010
Ruyati diadili pertama kali, terancam hukuman qisas yaitu hukuman yang setimpal dengan apa yang dilakukannya. Pendeknya, membunuh dijatuhi hukuman dibunuh.

Maret 2011
LSM Migrant Care mengingatkan sejumlah TKI terancam hukuman mati di Arab Saudi termasuk Ruyati.

April 2011
Menkum Patrialis Akbar pergi ke Arab Saudi untuk melobi pemerintah Arab Saudi agar mengampuni para TKI yang melanggar hukum. Kemlu RI menegaskan telah memberikan bantuan hukum dan kekonsuleran pada Ruyati.

Mei 2011
Ruyati diadili lagi, dijatuhi hukuman qisas.

Sabtu, 18 Juni 2011
Ruyati dieksekusi pukul 15.00 WIB di Kota Makkah, menjadi orang ke-28 yang dieksekusi pada tahun ini. Jenazah langsung dimakamkan.

Minggu, 19 Juni
Pagi hari, Kemlu menghubungi keluarga Ruyati di Bekasi, memberitahukan pemancungan itu. Kemlu RI mengecam pemancungan itu karena tidak diberitahu pemerintah Saudi dan akan memanggil Dubes Saudi di Jakarta. Keluarga Ruyati meminta jenazah dimakamkan di Indonesia.


(nrl/nvt)

***
Sumber: http://us.nasional.vivanews.com/news/read/228162-gus-dur-selamatkan-adi-dari-tiang-gantung


Gus Dur bertemu PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, dan menelepon Raja Arab Saudi.

Peran Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur, melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri tidak diragukan lagi. Gus Dur pernah menyelamatkan Siti Zaenab, TKI asal Desa Martajasah, Bangkalan, Madura, dari hukuman mati tahun 1999.

"Ada informasi yang masuk ke telinga Gus Dur. Waktu itu akan ada eksekusi. Kemudian keluarga Zaenab diundang langsung ke Istana oleh Gus Dur," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah kepada VIVAnews.com, Selasa, 21 Juni 2011.

Untuk mencegah hukuman mati, selain mengirim surat, Gus Dur juga langsung menelepon Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz al-Saud. "Gus Dur cuma menelepon sekali saja, dan ditanggapi dengan baik," ujar Anis.

Menurut Anis, Gus Dur tahu karena peran raja di Arab Saudi adalah sangat sentral. Untuk itu, sebagai Kepala Negara waktu itu, Gus Dur melakukan hal yang tepat. "Di Arab, otoritas raja adalah segala-galanya. Kalau raja memberikan maaf, maka putusan eksekusi bisa dicegah," jelas Anis.

Dia menceritakan, waktu itu Gus Dur dalam komunikasinya tidak panjang lebar. Menurut Anis, Gus Dur langsung ke inti permasalahan. "Komunikasi itu layaknya Kepala Negara atas mandat konstitusi dan agama. Gus Dur langsung ke substansinya," ujar Anis.

Namun, bukan hanya Zaenab yang selamat dari hukuman mati. Gus Dur juga pernah menyelamatkan TKI yang bekerja di Malaysia dari ancaman hukuman mati. TKI itu adalah Adi bin Asnawi. Kasusnya juga sama, pembunuhan.

"Kali ini Gus Dur langsung berkunjung ke Malaysia untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia (Abdullah Ahmad Badawi)," jelas Anis.

Adi adalah TKI asal Desa Kediri Kecamatan Kediri Lombok Tengah, NTB. Ia bisa kembali ke Tanah Air dan lolos dari hukuman gantung pada 9 Januari 2010.

Lolosnya Adi dari hukuman mati setelah melalui proses hukum yang panjang di Malaysia selama delapan tahun, 2002-2010. Adi dituduh terlibat dalam pembunuhan majikannya, Acin. Dia mulai bekerja di Malaysia sejak tahun 1996 pada Acin yang beralamatkan di Teluk Langsa Port Dicson Negeri Sembilan, Malaysia.

Peran Gus Dur melindungi TKI di Malaysia juga tak berhenti pada kasus Adi. Gus Dur juga pernah memperjuangkan 81 orang buruh migran Indonesia yang bekerja di Malaysia. Ke-81 buruh itu dideportasi.

"Mereka dipulangkan tanpa gaji setelah bekerja berbulan-bulan di Malaysia. Kemudian Gus Dur kembali ke Malaysia pada 5 Maret 2005 untuk bertemu Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak," ujar Anis.

Gus Dur waktu itu mengupayakan agar buruh yang dideportasi itu mendapatkan haknya. "Gus Dur seingat saya langsung melobi ke sana," tegas Anis.

Namun setibanya di Indonesia, ke-81 buruh itu juga tidak ditampung oleh pemerintah. "Buruh seharusnya ditampung Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tapi tidak dilakukan. Alasannya tempatnya penuh. Kemudian Gus Dur menampungnya di Pondok Pesantrennya, Ciganjur," ujar Anis.(np)


Nasib Ruyati Sudah Diinformasikan Sejak Maret

"Ini memperlihatkan, yang dipidatokan Presiden SBY di ILO tidak sesuai dengan realitas."

Minggu, 19 Juni 2011, 11:18 WIB
Syahid Latif

TKW terlantar di Jeddah, Arab Saudi (ANTARA/SAPTONO)

VIVAnews - Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migrant Berdaulat (Migrant Care) menilai pemerintah teledor dalam melindungi nasib pembantu rumah tangga (PRT) Indonesia di luar negeri.

"Dalam kasus Ruyati binti Sapubi, sebenarnya Migrant Care telah menyampaikan perkembangan kasus ini ke pemerintah Indonesia sejak bulan Maret 2011, namun ternyata tidak pernah ada tindak lanjutnya," ujar Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah dalam siaran pers, Jakarta, Minggu, 19 Juni 2011.

Menurut Anis, eksekusi mati terhadap Ruyati binti Sapubi menunjukkan adanya keteledoran dalam diplomasi perlindungan PRT migran Indonesia. Dalam kasus ini, publik tidak pernah mengetahui proses hukum serta upaya diplomasi yang pernah dilakukan pemerintah Indonesia.

Keteledoran serupa menurutnya juga pernah terjadi pada kasus eksekusi mati Yanti Iriyanti, PRT migran Indonesia asal Cianjur--yang juga tidak pernah diketahui publik sebelumnya. Bahkan, hingga kini jenasah Yanti Iriyanti belum bisa dipulangkan ke Tanah Air.

Bukti tumpulnya diplomasi luar negeri indonesia makin terlihat dari gagalnya pemerintah dalam mencegah ancaman hukuman mati terhadap salah satu TKI lain, Diyem. Pemerintah kala itu lebih berkonsentrasi dalam pembayaran diyat (uang darah) ketimbang mengupayakan upaya litigasi di peradilan maupun diplomasi.

Hal itu membuat Migrant Care khawatir pemerintah tidak mampu mencegah ancaman hukuman mati terhadap 23 WNI lainnya di Arab Saudi.

Migrant Care lebih jauh menilai eksekusi mati Ruyati menjadi tamparan keras bagi pemerintahan Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di Sidang ILO ke-100 pada tanggal 14 Juni 2011 lalu menyatakan bahwa di Indonesia mekanisme perlindungan terhadap PRT migran Indonesia sudah berjalan, tersedia institusi dan regulasinya.

"Namun buaian pidato tersebut tiba-tiba lenyap ketika hari Sabtu, 18 Juni 2011, muncul pemberitaan di berbagai media asing mengenai pelaksanaan eksekusi hukuman mati dengan cara dipancung terhadap Ruyati binti Sapubi, PRT migran Indonesia yang bekerja di Saudi Arabia. Peristiwa ini jelas memperlihatkan bahwa apa yang dipidatokan Presiden SBY di ILO tidak sesuai dengan realitas," kata dia. (kd)

VIVAnews

***
http://www.investor.co.id/national/pemerintah-harus-minta-maaf-pada-rakyat/14455

Pemerintah Harus Minta Maaf pada Rakyat

Senin, 20 Juni 2011 | 15:28

Santunan Ahli Waris TKI Ruyati Rp90,2 Juta .

JAKARTA - Guru Besar FISIP-UI, Iberamsjah mengimbau pemerintah agar meminta maaf kepada rakyat Indonesia terkait hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi yang dilakukan pemerintah Arab Saudi.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Luar Negeri, Menakertrans dan Kepala BPN2TKI harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena tidak bisa melindungi rakyatnya yang bekerja di luar negeri," kata Iberamsjah usai diskusi publik di Rumah Perubahan, Jakarta, Senin.

Menurut dia, pemerintah harus membela "mati-matian" TKI yang mendapatkan hukuman di luar negeri, khususnya di Arab Saudi.

"Selama ini Presiden Yudhoyono selalu bermain "cantik" terus. Saya tidak tahu siapa yang ditugaskan apakah dubesnya atau konsulnya. Orang Arab itu feodal sekali, kalau rajanya bilang A, ya A. Jadi tidak bisa mengandalkan kawat diplomatik. Percuma saja," ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah harus bertanggungjawab dengan adanya hukuman pancung yang menimpa Ruyati hingga pemerintah Indonesia kecolongan.

Merendahkan Indonesia
Pengamat masalah Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, menilai hukuman pancung yang dilakukan terhadap TKW Indonesia di Arab Saudi, Ruyati, menunjukkan sikap Arab Saudi yang merendahkan Indonesia.

"Apalagi sejak proses hukum dimulai hingga eksekusinya, ternyata pihak pemerintah Indonesia tidak pernah mendapatkan pemberitahuan," kata Machmudi melalui siaran pers yang dikirim kepada Antara di Jakarta, Senin.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya UI itu mengatakan, rendahnya posisi tawar Indonesia berhadapan dengan pemerintah Arab Saudi dapat dilihat dari berbagai kasus yang menimpa WNI di Arab Saudi. Mulai dari kasus penyiksaan, pemerkosaan hingga pembunuhan terhadap WNI dan penyelesaiannya selalu tidak menguntungkan warga Indonesia.

"Seringkali kasus pembunuhan yang dituduhkan kepada warga negara Indonesia berawal dari kasus-kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh warga Arab Saudi. Hanya saja karena tidak adanya perlindungan hukum bagi para tenaga kerja Indonesia, maka sebagian besar kasus-kasus itu berujung pada hukuman mati," paparnya.

Padahal, lanjut dia, pada umumnya WNI yang dituduh melakukan pembunuhan itu terpaksa melakukannya hanya karena membela diri. Menurut dia, hukum di Arab Saudi cenderung memberikan diskriminasi terhadap WNA, terutama Indonesia.

"Mereka sangat keras dalam menerapkan hukuman "qishas" kepada warga negara Indonesia tetapi tidak untuk kasus pembunuhan yang dilakukan oleh warga Arab Saudi," tuturnya.

Padahal, kata Machmudi, pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang Saudi sering dibarengi dengan penyiksaan dan tindakan-tindakan lain yang tidak manusiawi.

Ia mencontohkan, kasus yang menimpa Darsem binti Tawar, dimana Darsem dapat lolos dari hukum pancung asalkan mau membayar diyat sebesar 2 juta riyal (Rp 4,6 miliar) sementara untuk kasus pembunuhan disertai penyiksaan yang dilakukan oleh warga Arab Saudi selalu berujung damai dan cukup membayar diyat tidak lebih dari 185.000 riyal (Rp 450 juta).

Artinya, kata dia, pemerintah Arab Saudi menganggap satu nyawa warganya setara dengan 10 nyawa warga Indonesia.

"Kasus-kasus kematian tidak wajar yang dialami tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi tidak sedikit. Untuk tahun 2008 saja sebanyak 81 kasus dan tahun 2010 mencapai 156 kasus," ucapnya. (*/gor)

***
Sumber: http://bolmerhutasoit.wordpress.com/2011/03/15/perlindungan-hukum-dan-penyelesaian-kasus-penyiksaan-tenaga-kerja-indonesia-di-semarang/


MAKALAH METODE PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM

Disusun oleh:

Nama : Bolmer Suryadi Hutasoit
NIM : 8111409160
Mata Kuliah : Metode Penelitian dan Penulisan Hukum

Oleh : Suhadi, Saru Arifin

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG, 2011

JUDUL

Perlindungan Hukum Dan Penyelesaian Kasus Penyiksaan Tenaga Kerja Indonesia Di Semarang


LATAR BELAKANG

Stop PenindasanSudah banyak kasus penyiksaan yang menimpa para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tidak terdapat perubahan atas berbagai kasus sebelumnya yang terjadi, justru belakangan kasus penyiksaan TKI semakin meningkat. Pemerintah seolah tidak belajar atas kesalahan-kesalahan dimana terjadinya kasus yang sama sebelumnya. Seakan-akan sudah merupakan hal yang lumrah apabila terjadinya penyiksaan TKI setiap tahun. Disebutkan sudah terdapat regulasi yang mengatur mengenai perlindungan atas penempatan TKI. Tetapi faktanya kasus-kasus yang sama tetap saja terjadi dan tidak grafiknya tidak menurun justru meningkat. Perlu dipertanyakan kinerja pemerintah dalam penanganan berbagai yang telah terjadi sebelumnya.


RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah atas latar belakang diatas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tindakan pemerintah menangani kasus sebelumnya dan tindakan seharusnya dalam memberikan perlindungan hukum serta tindakan seharusnya menangani masalah yang terjadi saat ini?
2. Bagaimanakah ketentuan yang sah menurut hukum agar seseorang bisa menjadi sesorang buruh migran yang mendapat asuransi dan perlindungan hukum yang layak?
3. Apakah yang menjadi faktor permasalahan kasus penyiksaan TKI grafriknya justru semakin meningkat?

TUJUAN

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuannya adalah :

1. Mencari tahu tindakan seharusnya pemerintah dalam memberikan perlindungan hukum terhadap TKI dan tindakannya dalam menangani masalah saat ini serta tindakan pemerintah menangani masalah sebelumnya.
2. Melakukan crosscheck terhadap ketentuan serta regulasi yang ada yang memuat bagaimana sesorang dapat menjadi seorang buruh migran yang sah dan legal serta mendapat asuransi dan perlindungan hukum yang layak.
3. Atas meningkatnya grafik kasus yang terjadi belakangan ini, dicari apa yang menjadi faktor terjadinya hal tersebut.

MANFAAT

Masalah
Adapun manfaat dalam hal ini berorientasi pada pemecahan masalah yang solutif dan efisien. Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan dicari fakor- faktor penyebab terjadinya masalah dan alasan masalah justru semakin marak terjadi. Atas fakor permasalah yang ada digali dan dicari problem solving. Dalam hal ini juga dituntut peran serta dari masyarakat dalam pencari solusi. Tidak hanya berperan kritis dengan berbagai masalah yang terjadi tetapi juga memberikan kritik dan saran. Karena ketika pemerintah masyarakat bergandengantangan dalam penyelesaian masalah niscaya akan dicapai hasil yang maksimal dan tentu tidak akan merugikan salah satu pihak. Dengan ini juga membuka wawasan masyarakat dengan hukum positif di Indonesia terutama mengenai undang-undang yang mengatur tentang perlindungan dan penempatan TKI di luar negeri.


TINJAUAN PUSTAKA

Buruh MigranTenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Pengertian merupakan defenisi yuridis mengenai TKI menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Sedangkan penempatan buruh migran dalam Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan buruh migran sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.

Dengan adanya undang-undang ini memberikan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatur penempatan buruh migran. Dalam penempatan tersebut “ Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri� sesuai Pasal 31 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tenang Ketenagakerjaan. Kemudian dalam Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan bahwa “Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa diskriminasi. Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum.�

Untuk menghindari ketidakamanan yang akan diderita oleh buruh migran (khususnya Pembantu Rumah Tangga) maka Pasal 4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menegaskan bahwa “Orang perseorangan dilarang menempatkan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri�. Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dinyatakan bahwa tujuan penempatan dan perlindungan calon buruh migran adalah:

* memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi;
* menjamin dan melindungi calon buruh migran sejak di dalam negeri, di negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal di Indonesia;
* meningkatkan kesejahteraan buruh migran dan keluarganya.

Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 dinyatakan bahwa “Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan buruh migran di luar negeri.� Dan dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 bahwa Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan buruh migran di luar negeri.

Demi menjamin perlindungan lebih lagi terdahad TKI diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 mengatur tentang penempatan buruh migran di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing. Namun meskipun seperti itu, masih saja terdapat penganiayaan terhadap para buruh migran yang sudah jelas dan terang mendapat perlindungan hukum. Perlindungan tersebut dilakuakan dengan penyelengaraan keadilan dan ketertiban untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyat sesuai dengan tujuan negara menurut Prof. Subekti, S.H.

Perlindungan hukum terhadap para TKI juga sudah dimuat dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintah berkewajiban:

* menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI, baik yang berangkat melalui pelaksana penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri;
* mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;
* membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri;
* melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan; dan
* memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelum pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

PerlindunganPerlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri diawali dan terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen, selama bekerja dan hingga pulang ke tanah air. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 bahwa setiap calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perlindungan tersebut seperti tertuang dalam ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan masa setelah penempatan.


METODE PENELITIAN

Dalam hal ini dilakukan dengan memakai metode penelitian hukum normatif dan penelitian hukum sosiologis. Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Penetapan lokasi dan sampel

Penelitian ini akan mengambil sampel atas berbagai referensi yang memuat tentang kasus-kasus penyiksaan TKI yang telah terjadi.

2. Pendekatan Studi

Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif dan kuantitatif, dengan model analisis yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari data kasus yang telah terjadi.

3. Identifikasi Masalah

Tahap ini merupakan pengumpulan informasi dengan pendekatan terhadap objek-objek yang akan diteliti. Seberapa besar isu yang timbul dalam masyarakat tentang itu. Bagaimana respon singkat dari orang-orang yang terkait ataupun tidak.

4. Observasi dan Survei

Tahap ini merupakan inti dari semua yang dikerjakan pencarian data yang diharapkan. Dengan cara mencari kasus penyiksaan TKI yang diteliti, seberapa banyak data yang diharapkan yang muncul dan dibutuhkan.

5. Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan penghitungan kasar dan pencatatan data yang didapat dari setiap kasus penyiksaan TKI yang diteliti.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan penghitungan yang dilakukan dengan melakukan perbandingan dari jumlah yang diteliti ataupun perkembangan data dari yang pernah diteliti sebelumnya.

7. Evaluasi Data

Tahap pemeriksaan keakuratan data yang sudah dihitung, ketepatan, dan kelayakan data untuk dijadikan ilmiah yang memenuhi tujuan dan keluaran serta kegunaan yang diharapkan.

8. Keabsahan Data

Data yang telah terkumpul diuji validitasnya dengan melakukan crosscheck dengan berbagai sumber data lain dan fakta dilapangan.

9. Penyajian Data

Penyajian data ini merupakan tahap penulisan dan penuangan data dalam bentuk ilmiah yang dapat dipertangungjawabkan keberadaanya serta originalitasnya.

10. Penulisan Laporan Penelitian

Tahap ini memberikan sistematika dan kronologis dan hal-hal yang terjadi dilapangan selama penelitian berlangsung yang disajikan dengan bukti-bukti penelitian dari gambar dan foto. Kemudian melampirkannya sebagai hasil dari penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

http://elfatsani.blogspot.com/2009/04/perlindungan-hukum-bagi-buruh-migran.html diakses tanggal 23 Desember 2010, pukul 12:34

http://hukum.kompasiana.com/2010/12/15/perlindungan-hukum-terhadap-tenaga-kerja-indonesia-sektor-pembantu-rumah-tangga-di-luar-negeri-bagian-ii/ diakses tanggal 23 Desember 2010, pukul 13:03

Kansil, C.S.T., 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri

Disimpan dalam Fakultas Hukum, Hukum, Indonesia, Keadilan, Perempuan, Sosial, Tulisan, Undang-Undang · Ditandai dengan Metode Penulisan dan Penelitian Hukum, MPPH, Perlindungan, PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENYELESAIAN KASUS PENYIKSAAN TENAGA KERJA INDONESIA DI SEMARANG


http://sastrapembebasan.wordpress.com/
http://tamanmiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/

From: Mawar Liar Merah
Sent: Sun, June 19, 2011 12:14:42 PM
Subject: Rieke: Ruyati Dipancung, ''Shame on You SBY''

Rieke: Ruyati Dipancung, 'Shame on You SBY'
Minggu, 19 Juni 2011 | 11:11 WIB

foto

Rieke Dyah Pitaloka. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Bidang Tenaga Kerja dan Kesehatan, Rieke Dyah Pitaloka miris mendengar kabar Ruyati, tenaga kerja wanita asal Indonesia yang dipancung pada 18 Juni 2011. "Shame on you, SBY," katanya melalui sambungan telepon hari ini.

Rieke menyesalkan kejadian pahit yang menimpa tenaga kerja Indonesia berulang. "Ini bukan kasus yang pertama dan sudah seperti trafficking yang dilegalkan saja," katanya geram. Pemerintah, kata dia, harus bertanggung jawab.

Politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menilai pidato Presiden SBY soal buruh di Sidang PBB 14 Juni 2011 yang mendapat standing ovation dari seluruh peserta pun sia-sia. "Ini obituari bagi rakyat," katanya.

Padahal pidato SBY di Jenewa saat itu merupakan momen baru karena baru pertama kali Indonesia diundang sebagai pembicara kunci dalam konferensi seabad berdirinya Badan PBB soal buruh atau International Labour Organization (ILO). "Anda adalah Presiden pertama Indonesia yang bicara di forum ini," kata Juan Somavia, Direktur Jendral ILO dalam sambutannya.

Dalam pidatonya, Presiden SBY menyampaikan 6 program prioritas Indonesia dalam menangani permasalahan bagi buruh. Enam program itu adalah bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi para buruh migran. Baik dari sektor kesehatan, perlindungan, hingga pendapatan.

Tapi, kenyataannya belum sepekan setelah itu, kabar duka datang dari Arab Saudi. Ruyati binti Saboti Saruna dipancung lantaran kasus pembunuhan. "Pemerintah selama ini tidak transparan, bagaimana dengan nasib Ruyati lainnya," kata Rieke.

RUDY

Sunday, June 12, 2011

[Tanka] Impian Loyalitas


Wujud terajut
Dari yang tidak ada
Menjadi ada
Alam mimpi khayalan
Derita keturunan

Memendam kelam
Mendendam kehidupan
Langit berduka
Terbenam matahari
Menanti hari esok

Kepercayaan
Menjalin cinta kasih
Hubungan darah
Impian loyalitas
Merujuk keinginan

MiRa - Amsterdam, 12 Juni 2011

Monday, May 23, 2011

[Haiku] Sembilan Satu : Untuk Trikoyo Ramidjo

[Haiku] Sembilan Satu
: Untuk Trikoyo Ramidjo

Siksa dan duka
Kawan seperjuangan
Bercerai berai

Sembilan satu
Tujuan jalan kekal
Berantai baja

Cinta sejati
Tripanjimu tak padam
Memercik api

Rumput ilalang
Langkah gegap gempita
Surya bersaksi

MiRa - Amsterdam, 23 Mei 2011

Sunday, May 1, 2011

[Haibun] Doa untuk kemenangan


[Haibun] Doa untuk kemenangan
:Hari Buruh Internasional 1 Mei 2011


Jejak melangkah
Kesadaran tertindas
Buruh berlawan

Peringatan hari buruh Internasional
selalu diingat, kita menundukkan kepala
1 Mei untuk menghormati jasa kaum buruh

Kita ingat telah kehilangan suka cita, karena
semangat kerja mereka banyak berjasa warga dunia
sebagai individu, anggota keluarga, kawan dan rekan sekerja

Kita ingat keluarga mereka yang ditinggalkan
ketika dalam sengsara, kesedihan dan berduka
Mereka meninggal di tempat kerja untuk kehidupan
lebih baik demi sisa hidup keluarga kami semua
Mereka meninggal saat membangun gedung-gedung megah,
rumah sakit dan sekolah
Mereka yang meninggal usia muda dan tak berdosa
akibat kecelakaan di pabrik, di perkebunan dan perikanan
Mereka yang meninggal dari perdagangan tenaga kerja perempuan
dan anak-anak

Semoga kita belajar memaknai hasil kerugian ini
yang disebabkan oleh mereka yang hilang ingatan
Bekerja di tempat kerja lebih nyaman adalah hak semua orang
Hak, martabat dan keadilan semua pekerja ditegakkan di atas segalanya

Menang atau kalah
Harapan bersaing bebas
Saling menindas

Semangat gotong royong
Ngelawan pasti menang!

MiRa - Amsterdam, 1 Mei 2011

Monday, April 25, 2011

[Tanka] Pewaris Bangsa

Kebersamaan
Jasa kemerdekaan
Pewaris bangsa
Kedaulatan rakyat
Terkubur jazad debu

Egosentrisme
Mendendang gembira
Di alam nista
Takabur bergejolak
Liar berburu mangsa

Sehati jiwa
Niat bernafsu tamak
Angkara rakus
Merintis cita rasa
Tak saling mengasihi

Langkah ingatan
Pusara tanpa nama
Di musim bunga
Tantangan masa kini
Menzinah kehidupan


MiRa - Westgaarde, 25 April 2011

Sunday, April 17, 2011

[Tanka] Selera Hasrat

Gairah hidup
Akal manusia
Selera hasrat
Mengemudi gairah
Hasrat jiwa berlayar

Cara berpikir
Manipulasi akal
Tanpa batasan
Merekayasa nafsu
Menghancurkan dirinya

Jiwa bersaing
Saling menguasai
Akal dan nafsu
Sistim kapitalisme
Menggali lobang kubur

MiRa - Amsterdam, 17 April 2011

Tuesday, April 12, 2011

[Tanka] Bersilat Lidah

Menatap langit
Dari balik jendela
Sang surya gundah
Gerak gumpalan awan
Ke laut tak bertepi

Kumpulan burung
Terbang melayang bebas
Searah angin
Daya tipu muslihat
Mengawang tanpa batas

Di ruang sidang
Pesona wakil rakyat
Bersilat lidah
Pikiran tak bermoral
Bermimpi musim semi

MiRa - Amsterdam, 12 April 2011

Monday, April 11, 2011

[Haibun] Melati Putih



Pada saatnya
diwaktu kelahiran
Menyatu padu
Indah dan bahagia
Hari teristimewa

Cahaya mata hati
dalam kelahiran anak bangsa
tumbuh subur dan bersemi
nurani semurni hati jernih

Dari masa bersama
sampai dipisahkan
tersirat ingatan yang tersurat
Dikala suka dan duka
antara madu dan racun kehidupan
tercermin ketenangan dan ketegaran

Dalam jiwa semangat juang
melawan tantangan badai hidup
Kesabaran dan kelembutan
memercik kasih sayang

Mengusung kebahagiaan tak berujung
bagaikan mata air mengalir
dari hulu sungai ke hilir,
bermuara ke samudra

Melati putih
Menghias taman bunga
Merekah harum
Lebah membangun sarang
Bersih lahir dan batin

Bunda tercinta
Tinta mengukir syair
Merah dan putih
Selamat panjang umur
Di hari ulang tahun


MiRa - Amsterdam, 12 April 2011

Saturday, April 9, 2011

[Cerita Rakyat] Air susu dibalas dengan air tuba



Suatu kali buaya tersesat dan tidak bisa menemukan jalan ke sungai. Tak lama kemudian bertemulah buaya dengan seekor kerbau yang sedang berjalan bersama anaknya yang masih kecil. Lalu buaya menyapa dan meminta bantuan kerbau itu untuk mengantarkannya ke arah sungai.

"Mustahil," jawab kerbau, "Saya punya anak kecil yang tak bisa saya tinggalkan." Namun buaya tak henti-hentinya mengiba-iba sembari menangis memohon bantuan.

"Biarkanlah anakmu untuk sementara menunggu di sini saja, temanku tersayang", rayu sang buaya, "Aku tersesat dan tak bisa menemukan jalan ke arah sungai!"

Akhirnya kerbau merasa kasihan dan mengantarkan buaya ke sungai, ketika hampir mencapai sungai, seketika itu tiba-tiba buaya menyambar salah satu kaki kerbau, serta menariknya sampai ke ke dalam sungai.

Kerbau berteriak, "Jangan menggigit saya, buaya! saya telah membawamu dengan susah payah sampai di sini, dan sekarang kau menggigit kakiku"
"Tenang saja", kata buaya ,"Aku hanya ingin membalas kebaikanmu."
"Tunggu dulu, buaya, pertama saya ingin tanya pendapat seikat padi yang sedang mengambang di atas air."
Dan kerbau pun bertanya, "Seikat padi! Bagaimana menurutmu bila perbuatan yang baik dibalas dengan yang jahat ?" Lalu kerbau menceritakan niat baiknya mengantar buaya yang tersesat itu ke sungai.

Seikat padi menjawab: "Itu tidak jadi masalah, tidak ada perbuatan baik bisa menghapus yang jahat. Lihatlah nasibku ini: "Orang telah menumbuk saya sampai saya benar-benar hancur dan sekarang mereka membuang dan membiarkan saya hanyut di air."

Tak lama kemudian kukusan usang yang mengambang di atas air datang menghampirinya, dan memberikan pendapatnya: "Yang baik tidak bisa menghapus yang jahat, lihatlah saya yang sampai usang digunakan oleh orang, sekarang saya lemah dan rapuh, maka mereka melemparkan saya ke sungai, karena itu saya setuju, tidak ada yang baik bisa menghapuskan yang jahat."

Kebetulan kerbau dan buaya melihat seekor kancil yang sedang berjalan santai di pinggir sungai, kemudian kerbau memanggilnya serta mengajukan pertanyaan serupa kepada kancil itu.

"Saya tidak bisa mengerti," Jawab kancil, "apa sih yang kau ingin tanyakan?"

"Buaya, bawalah saya untuk lebih dekat kepada kancil..." Kata si kerbau kepada buaya, "doronglah saya supaya lebih mendekati kancil itu."

Ketika kerbau mulai mendekat ke pinggir sungai, tiba-tiba kancil berseru: "Beri dia tendangan di kepalanya, dan cepatlah melompat ke samping, karena sekarang kau sudah cukup dekat ke daratan"

Segera kerbau melakukan apa yang dikatakan kancil itu, sang buaya terpental ke belakang, sehingga kerbau bisa lolos dari bahaya yang mengancam hidupnya, setelah itu kerbau mengucapkan terima kasih kepada kancil atas bantuannya!

Terjemahan bebas oleh MiRa - Amsterdam, 9 April 2011

Sumber:
Volksverhalen uit Oost-Indie (Sprookjes en Fabels)
5. Ondank - Halaman 17

Verzameld door DR. Jan de Vries
Met Illustraties van G.J. van Overbeek
Zutphen - W.J. Thiem & Cie - 1925

Friday, April 8, 2011

[Tanka] Sukma Insani

Api membara
Membakar titik nadir
Tak ada daya
Berwahana durjana
Meluluh lantak raga

Sukma insani
Berbekal beban luka
Dirudung duka
Menapak lorong hina
Berbalut kemiskinan

Mengaca diri
Kasih ibu berbunga
Sepanjang musim
Menyusur alur waktu
Riwayat kehidupan

MiRa - Amsterdam, 8 April 2011

Tuesday, April 5, 2011

[Haiku] Sihir Syair

Menjelang sore
Burung riuh berkicau
Di dahan pohon

Dinginnya malam
Hening di padang pasir
Bermantra sihir

Jiwa yang rapuh
Senjata ditangannya
Mimpi ilusi

Musim bersemi
Sapi perah merumput
Memakan riba

Berkaca cermin
Mengiris bawang merah
Bernoda darah

MiRa - Amsterdam, 5 April 2011

Sunday, April 3, 2011

[Haibun] Ama Awabi




Semangat kerja
Para penyelam Ama
Demi hidupnya

Keyakinannya
Untuk sesuap nasi
Nikmati kerja

Ama pekerja menyelam telah berusia ribuan tahun, menjadi tradisi bagi kaum wanita pencari awabi dari beberapa desa nelayan di Jepang . Namun sejak periode Meiji, peranan penting Ama wanita semakin kehilangan eksistensinya di rumah tangga maupun dalam masyarakat nelayan. Kenyataan posisi dari 90 persen penyelam wanita itu berpenghasilan tak mencukupi kebutuhan hidup minimal keluarganya, juga tak memiliki wewenang bicara dalam sistim koperasi perikanan.

Gubuk di pantai
Terhempas angin badai
Gelombang ganas

Kedalaman lautan
Bertonggak jiwa baja

Awabi adalah sejenis bekicot mirip tiram atau kerang, yang hidup di dasar lautan. Untuk mengumpulkan awabi yang tersembunyi di celah-celah bebatuan hutan laut, merupakan pekerjaan berat serta butuh keberanian. Para penyelam wanita di Jepang atau disebut Ama itu, berenang yang dilengkapi kotak kayu pengapung, masker penutup hidung dan tongkat panjang, dan menyelam dengan hanya memiliki kemampuan bernapas panjang ke arah dasar laut sampai sekitar 8-10 meter.

Tanpa oksigen
Penyelaman berulang
Cari awabi

Wanita laut
Tak pernah kenal lelah
Kerja menyelam


MiRa - Amsterdam, 3 April 2011

Saturday, March 26, 2011

[Tanka] Ketakpastian

Ketakpastian
Di jalan kegelapan
Anak merintih
Setan setan yang makmur
Hidupnya gemerlapan

Pesona warna
Memikat kemegahan
Tanpa aroma
Indahnya gedung mewah
Bencana mengerikan

MiRa - Amsterdam, 26 Maret 2011

Friday, March 25, 2011

[Haibun] Dalam Hitungan Waktu

Tak pernah lelah
Suara jam berdetak
Kapan berakhir?

Riwayat perjalanan waktu
menyusuri tujuan yang ditentukan
mata mengembara mencari tau
urusan kesaksian mati rasa

Serasa jari dingin menggenggam dendam
kumpulan awan seakan mengawal lara
berbalut luka menggumpal di lapisan angkasa
apakah keadilan dalam alam khayalan impian?

Kebingungan dan kehilangan jejak
mengejar duka seperti bersuka cita
Jauh begitu jauhnya dari diri sendiri
ketakutan tak bisa ditinggalkan

Tak diketahui
Siapa dirinya, dan
bagaimana wataknya
saát menit atau jam dilampaui
serasa lelah atau ada sesuatu hal
hal hal yang nyatanya tidak bisa diubah
hanya buat dirinyalah yang diinginkannya
merindukan punya dua sayap, lalu terbang jauh
melayang layang melanglang buana bebas merdeka
takkala kehidupan tanah airnya tertimbun kemiskinan

Diam menanti
Atau rasa kecewa
Waktu berlalu

Keinginan bersama
Impian gotong royong

MiRa - Amsterdam, 25 Maret 2011

Sunday, March 20, 2011

[Haibun] Kebatilan Penguasa

Bulan purnama di paska Super Moon, 19 maret 2011
Bulan purnama
Kisah keprihatinan
Sabtu kelabu
Kebatilan dunia
Konspirasi durjana

Ada yang mengaitkan pengaruh super moon dengan bencana besar. Untuk menyimak pengamatan super moon diwaktu bulan purnama, bila dikaitkan dengan pengaruhnya ulah umat manusia kali ini, terbersit ingatan kita pada peristiwa awal aksi pemboman tiga negara sekutu, USA, Inggris dan Perancis di Lybia.

Cerita tragis
Pergolakan sosial
Rakus kuasa
Moral budaya barat
Drakula minum darah

Berpesta pora
Serasa kehadirannya
Keji dan kejam
Citra warga dunia
Berkarakter munafik!

MiRa - Amsterdam, 20 Maret 2011

Saturday, March 19, 2011

[Haibun] Hari Internasional Melawan Rasisme dan Diskriminasi

Di taman bunga
Mimpi hati berseri
Bersama duka

Air mata menggenang
Mengenang masa perang

Perserikatan bangsa bangsa menetapkan tanggal 21 maret 1966 adalah hari internasional melawan rasisme dan diskriminasi. Penetapan hari internasional tersebut dinyatakan setelah kejadian kerusuhan rasial berdarah menentang pemberlakuan Kartu Identitas bagi orang yang berkulit hitam di kota Sharpeville Afrika Selatan (1960). Ketika itu polisi menembaki ribuan demonstran anti apartheid dan telah membunuh 69 orang.

Kekuasaan politik apartheid bangsa kulit putih di Afrika Selatan sudah dihapuskan, akan tetapi sikap dan tindakan diskriminasi atas perbedaan antar ras masih berjalan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai hari ini banyak negara di dunia masih menghadapi masalah ras dan ketidakadilan.

Rasisme atau politik diskriminasi di Indonesia itu diwarisi sejak zaman kolonialisme, hal tersebut dipraktikan di dalam golongan masyarakat pribumi dan non pribumi demi kepentingan politik adu domba penguasa, dijalankan secara sistimatis oleh sistim kekuasaan pemerintahan kolonial di Hindia belanda pada saat itu. Politik adu domba tersebut diterapkan untuk melemahkan persatuan dan kesatuan perjuangan bangsa untuk mencapai Kemerdekaan Indonesia.

Kemudian jendral Soeharto memakai kembali politik pecah belah dan menguasai alias "verdeel en heers" untuk menghancurkan secara sistimatis gerakan golongan kiri dan nasionalis progresip, yang mana dianggap sebagai lawan politiknya.

Sebagai taktik untuk mengamankan politik stabilitas superior rezim kekuasaan orde baru, maka dengan sengaja rezim militer Soeharto menciptakan bentuk konflik sosial selanjutnya, melalui kasus-kasus SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan). Kondisi seperti itu mengingatkan kita pada zaman kekuasaan Fasis Adolf Hitler, dimana doktrin Nazi menganggap bangsa Jerman sebagai ras Aria yang paling superior, sedangkan bangsa Yahudi dan lawan politiknya adalah bangsa paria yang harus dimusnahkan.

Sebagai salah satu contoh kasus SARA yang bisa kita lihat adalah Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) dan Kartu Tanda penduduk (KTP) dengan kode ET (Eks Tapol).

SBKRI khusus dibuat untuk warganegara Indonesia keturunan Tionghoa, sedangkan KTP ET spesial untuk warga negara Indonesia yang dituduh terlibat atau simpatisan GESTOK 1965. Hal ini dianggap sebagai perlakuan diskriminatip dan telah dihapuskan pada periode Reformasi, namun dalam praktiknya masih diterapkan di berbagai daerah.

Sampai saat ini kasus rasialisme berkembang dalam proses yang lebih berbahaya dengan mengatasnamakan politik anti terorisme, dipakai sebagai rekayasa dan disponsori oleh kekuatan aparat negara, lalu dibantu juga oleh sekelompok preman yang direkrut dalam mekanisme sistim militerisme yang didukung oleh kepentingan politik ekonomi neo liberalisme.

Anti teroris
Pembangkit kebencian
Antar agama

Kasus peledakan bom
Menghujat cinta kasih

MiRa - Amsterdam, 19 maret 2011

Friday, March 18, 2011

[Haibun] Pulang ke Rumah



Waktu ke waktu
Untuk pulang ke rumah
Terasa lelah

Perjalanan pulang menyusuri pinggir kali, kali ini cukup lumayan menyenangkan. Serasa tanpa halangan hembusan angin dingin, walau matahari seperti masih malu-malu memancarkan sinarnya. Saat cuaca cerah kini tak mengurangi hati riangku untuk terus meluncurkan roda sepeda, bersama nikmatnya keindahan warna warni kuncup bunga tulip bermekaran.

Menjelang sore
Langit biru memudar
Ke kicau burung

MiRa - Amsterdam, 18 Maret 2011

Friday, March 11, 2011

[Haibun] Warna Warni Cahaya



Panahan kilat
Tepat arah sasaran
Ke mata hati

Bahaya anak panah
Beracun dan tercemar

Daya kuasa rakyat
mengalir darah derita
Bunga api dan mukjizat
menguji kegagalan prestasi
ada tinggi hati ingin bersinar
memperebutkan ruang hampa
Anjang permainan manipulasi
jiwa kemanusiaan diperkosa
Mimpi profesi dan kedudukan
mengusung hirarkhi adidaya
Keadilan kehilangan memori
kejinya membunuh karakter
Pada aturan kebohongan
perjuangan tak merata
waktu takut berdetak
Keinginan terakhir
dalam keyakinan
tak didambakan
cinta mencintai

Bias mentari
Misteri kekayaan
Hati nurani

Warna warni cahaya
Harapan pembebasan

MiRa - Amsterdam, 11 Maret 2011

Sunday, March 6, 2011

Tanka Semusim


Cerah ceria
Lagu senandung rindu
Di akhir pekan
Senja di cakrawala
Camar terbang melayang

Bibit dan benih
Sisa masa remaja
Citra kenangan
Matahari tersenyum
Mengusik rasa cinta

MiRa - Elisabeth Samsonstraat, 6 Maret 2011

Friday, March 4, 2011

[Haibun] Dilema


Di pentas drama
Melihat dan dilihat
Daya kuasa

Peran yang ditampilkan
Mempertontonkan ego

Refleksi diri
Saling berkepentingan
Terbuai mimpi

Kisah nyata proses perjalanan kehidupan umat manusia seakan ditentukan oleh uang, jiwa dan raga di perjual-belikan, suka dan dukapun menjadi ruangan hiasan etalase di pasar bebas demi mengeruk keuntungan yang menggiurkan,lalu katanya promosi "Demokrasi" untuk keadilan, ingin hidup damai, sejahtera dan makmur.

Resah gelisah
dirayu keyakinan
menghindari siang hari
seperti berpisah pada masa depan

Dan keinginan
lebih lambat dari yang lalu
untuk mencari jati diri

Di rawa-rawa
kekal abadi
dilema

Kemandirian
gairah tersembunyi
di lapisan kulit
takut berkeringat

Mengalir arus
Suatu perubahan
Penentu nasib

Dimensi pemikiran
Apa masih relevan?

MiRa - Amsterdam, 4 Maret 2011

Sunday, February 27, 2011

[Tanka] Pemuja Matahari

Bangun dan panik
Di alam mimpi buruk
Terlalu nyata
Ingin tetap melawan
Yang tidak seharusnya

Jiwa tenggelam
Pemuja matahari
Membisik bulan
Kedipan kunang-kunang
Menari sukacita

Berpetualang
Tergiur nafsu binatang
Nyusruk ke jurang
Lereng curam dan terjal
Batu menangis sedih

Di kaki gunung
Mengalir limbah air
Pohon membusuk
Sawah ladang beracun
Petani miskin mati

MiRa - Amsterdam, 27 Februari 2011

Saturday, February 26, 2011

[Haibun] L I B E R A T E

[Haibun] L I B E R A T E
: Membebaskan



Budak dan bebas
Adalah mentalitas
Mentas belenggu

Ketika perbudakan
Penentu kebebasan

Kebebasan dari rasa takut
menuntut membebaskan Ibu pertiwi
Saat kesatuan telah dicapai
pembalap dan bayangan kuda
tidak bisa dibedakan
Entah bagaimana mereka
menyeberang halaman
memperebutkan jatah
tambang minyak

L I B Y A
B A H R A I N
Y E M E N
I R A N
A L J A Z A I R
T U N I S I A
E G Y P T E

Bicara tentang petualangan kebenaran
kebebasan tak lepas dari takdir anarki
mengikatkan diri dalam keheningan malam
tubuh yang kaku dan dingin seperti kematian

Senjata dan tank
Kebebasan berbaris
Perang sodara

Bebas berpikir
Bukan berpikir bebas
Untuk dirinya

MiRa - Amsterdam, 26 Februari 2011

Thursday, February 24, 2011

[Tanka] Konflik Logika

*
Bulan dan bintang
Tak nampak batas jarak
Di ujung jalan

Cerahnya matahari
Angin dingin membeku

**
Krisis sosial
Di masa pancaroba
Konflik logika

Nyanyian lagu rakyat
Dengan suara parau

***
Di hutan rimba
Tak mampu ditaklukan
Buas dan liar

Bidikan anak panah
Mengarah manusia

MiRa - Amsterdam, 24 Februari 2011

Monday, February 21, 2011

D I S I L U S I

Yang ingin benar-benar diketahui
mengapa kekerasan begitu kekal abadi
dengan mengorbankan jutaan nyawa
lalu, apa yang salah dengan kemanusiaan?

Mengapa orang di bumi
berbeda iman dan warna
tidak menunjukkan
nilai kebersamaan

berpikir baik dan buruk
nyatanya tindakan manusia
lagi-lagi melakukan kekerasan
karena ingin mendominasi
dan menindas antar sesama

Dari semua kontradiksi
selama bertahun-tahun
dan disillusi yang terwarisi
memiliki banyak kebohongan
hasilnya membawa bencana
kesengsaraanpun semakin terpuruk

Sekarang, semua keinginan
telah diraih dengan kemudahan
sejauh mata menatap dan merasa
disepanjang musim semi yang lalu
kehidupan kembali ke awal titik nol

lembah kemiskinan semakin curam
menerjang jenjang anjang konflik
Dengan bibirnya di balik pikiran
menghasilkan perubahan semu
kekayaan alam dan daya manusia
dijadikan order bisnis penguasa

Berpikir setelah kehidupan ini
maunya berlabuh ke surga
hidup di dunia hanya mimpi buruk
tanpa toleransi dan keadilan
Kepergian, tidak pernah kembali

MiRa - Amsterdam, 20 Februari 2011

Friday, February 18, 2011

[Tanka] Musim Semi Di Timur Tengah

[Tanka] Musim Semi

Langit kelabu
Menyapa kuncup bunga
Tanah tersenyum
Angin dingin bersedih
Kabut merintik air

MiRa - Amsterdam, 18 Februari 2011

***

[Tanka] Musim Semi Di Timur Tengah

Percikan api
Menyulut lahan krisis
Dendam terbakar
Menuntut keadilan
Tak mudah dipatahkan

MiRa - Amsterdam, 18 Februari 2011

Thursday, February 17, 2011

Membosankan

Hidup ini begitu membosankan
pertama pergi tidur dan mendengkur

Bangun, mandi, berpakaian dan berdandan
berangkat kerja, hanya untuk menyambung hidup

Waktu setengah jam untuk makan siang
Tak ada waktu buat mengunyah tenang

Kembali ke pekerjaan rutin
Menghadapi bos yang brengsek

Ketika waktu kerja hampir selesai
perjalanan pulang tak bisa cepat sampai

Agh menuju ke rumah tua, kumuh dan reot
di rumah, mempersiapkan makan malam

Setelah itu, duduk nonton TV idiot
menatap kotak layar tak ada yang dilihat

Lalu apa? terasa capek dan ngantuk terus pergi tidur
hidup bagaikan tombol tekan personal komputer

Putaran roda berotasi di pijakan setempat
Bangun dan tidur tak ada yang melihat

MiRa - Amsterdam, 17 Februari 2011

Sunday, February 13, 2011

[Haibun] EGOSENTRISME



Bahasa ibu
Melahirkan korupsi
Tebar pesona

Percakapan rutin
di balik kaca jendela
tanpa henti bercerita

Kata-katanya tersusun dalam huruf yang merinci citra perubahan
namun terucap bahasa non-verbal bermakna perilaku kekerasan
mendaur ulang saling curiga, saling serang dan saling bunuh
dominasi ekspresi kehidupan biasa menjadi terbiasa
suatu kebiasaan tantangan budaya karakter bangsa

Di masa lalu
Bermimpi dalam diri
Egosentrisme

Tak disesali
Kebiadaban umat
Menggema ganas

Ketika kebahagiaan hadir
untuk mengatakan tidak
membias bayangan diam
Air mata mengalir resah
bagaikan embun pagi
Di gurun pasir

Waktu silih berganti
tiada sisa kenangan
melintasi eksistensi
cahaya warna-warni

Di musim semi
Segar daya ingatan
Berbunga layu

Mira - Amsterdam, 13 Februari 2011

Sunday, February 6, 2011

Bookoopedia.com: Sastra, Kebebasan, dan Peradaban Kemanusiaan (Hard Cover) - Oleh: HERI LATIEF, MIRA KUSUMA, LEONOWENS SP - Sastra, Kebebasan dan Peradaban Kemanusiaan; merupakan buku karya sastra yang dihimpun oleh 3 penulis berlatar pemikiran progresif, ideologis, visioner, dan humanis.

Bookoopedia.com: Sastra, Kebebasan, dan Peradaban Kemanusiaan (Hard Cover) - Oleh: HERI LATIEF, MIRA KUSUMA, LEONOWENS SP - Sastra, Kebebasan dan Peradaban Kemanusiaan; merupakan buku karya sastra yang dihimpun oleh 3 penulis berlatar pemikiran progresif, ideologis, visioner, dan humanis.

Roda Kehidupan

Puisi tentang penyalahgunaan
wanita duduk di bangku sofa
Ia berusia 45 tahun
wajahnya tersenyum
namun pancaran matanya
menatap dingin dan tajam
tubuhnya terbalut bekas luka
kepalanya serasa sangat sakit,
tak ada yang mempercayainya,

Wanita itu
di masa kecilnya
telah kehilangan apapun
Ini bukan pesan di surat kabar
tapi kenyataan yang dialaminya
tak seorangpun mampu mengerti
ketika ia berusaha terus bertahan
dalam kondisi kemarahan dan duka

Dikala remaja kenangan menghimpit
yang menjadi ingatan masa silamnya
Kini kesedihan masih tetap mengusik
apabila kepedihannya hadir kembali
dalam uraian catatan buku harian
Roda kehidupan selama tahunan
waktu tak mengenal istirahat
perjuangan untuk keadilan!

MiRa - Amsterdam, 5 Februari 2011

Sunday, January 23, 2011

[Haibun] Bercermin Hati

"Kami Bersidang, Rakyat tetap tenang. AWAS Tipu Muslihat"

Putar haluan
Bertemu untuk pisah
Di simpang jalan

Beda pendapat
Evaluasi diri
Teguh, berprinsip

Berpikir yang diinginkan
adalah penentu tujuan baru
Dengan melupakan masa lalu
maka pengalaman hidupnya
akan dirasakannya kembali
tanpa jiwa ketegaran diri

Lalu, untuk apa hidup ini?
Nyatanya tujuan ingin dicapai
berbekal luka hati dan duka
Rasa nyeri pedih dilaluinya
menapak dendam bersilangan
dalam jejak mendaur ulang
yang bermakna bumerang

Bersikap jujur
Kemandirian diri
Hati bercermin
Riwayat kehidupan
Mengusung masa depan

Keinginannya
Berani dan gigih
Pembebas diri

MiRa - Amsterdam, 23 Januari 2011

Friday, January 21, 2011

[Haibun] Untuk Sahabatku

Camar dan Cahaya Matahari: "Menanti Musim Semi…."

Tiba-tiba telepon genggam bergetar, mendadak sontak dan kaget aku terbangun dari tidur yang lelap. Di luar masih gelap gulita tapi sinar warna hijau berkelip tak henti-hentinya, kemudian menyusul suara berdering seperti hysteri menjerit di waktu subuh. Dalam keadaan Kelabakan aku menekan tombol knop ponsel itu,

"Sudah sampai mana?" sapanya dengan lembut, terdengar akrab bernada suara seperti dari jarak dekat.
"Lho siapa ini?" jawabku naif firasat tanpa melihat siapa yang menelpon.
"'Ini sama aku, acaranya sudah hampir mulai, aku tunggu ya?"

Hubungan telepon terputus. Segera aku bangkit dari tempat tidur, bergegas keluar menuju ruang dapur dan cepat meneguk air putih hangat untuk membangkitkan alam sadarku sampai 100%.

Dalam ingatan
Pelangi warna warni
Bermacam ragam

Sembari aku berjalan menghampiri ruang meja komputer, kucoba mengingat kembali pada janjiku hari itu. Agh... apakah mungkin aku bikin janji di waktu pagi hari. Lagi pula adalah waktu akhir pekanku.

Lengang di jalan
Camar melayang layang
Menyambut sepi

Api di tungku
Menghangatkan ingatan
Salju mencair

Telepon genggam bergetar kembali dan langsung kulihat data info nomornya, ternyata berkode +62, serta merta kupencet tombolnya, lagi-lagi nada suara yang sama tapi kali ini seperti tak sabar menanti kedatanganku,
"Hallo..posisimu sudah sampai di mana sekarang?"
"Ya.hallo, ini aku bicara dengan siapa ya?"
"Lho, ini sama aku, apa kamu lupa hari ini ada reuni tiga dekade?"

Tiga dekade
Melanglang buana
Semi kembali

Zaman represi
Suasana kelabu
Buta dan tuli

Persahabatan
Kenangan masa silam
Serasa sama

MiRa - Amsterdam, 21 Januari 2011

Friday, January 14, 2011

[Haiku] Stigmatisasi

Kawanan camar
Rebutan sisa roti
Di pinggir kali

Banjir kiriman
Melintas air beku
Ujian hidup

Menafsir tafsir
Pembunuhan karakter
Hati nurani

Manipulasi
Tragedi manusia
Fakta sosial

Mengusut kasus
Riwayat anak bangsa
Sejarah bingung

Stigmatisasi
Mitosnya Orde Baru
Digugat hukum

MiRa - Amsterdam, 13 Januari 2011

Sunday, January 9, 2011

Badut Bersandiwara

Kau telah membawaku
untuk suatu perubahan
Dimensi pemikiran
dimana arah yang dituju
nyatanya tidak relevan
Bahkan tak punya arti
bagi makna hidupku

Pembuluh darah tertidur
urat syaraf serasa gembira
Ketika perhatian diarahkan
di taman panggung terbuka
antara pemain dan ceritanya
bagaikan badut bersandiwara

Di lingkungan baru
dirasa tak nyaman
kehidupan hanya cemohan
Dibalik itu semua
dari adegannya yang lucu
adalah ketidakmampuannya

MiRa - Amsterdam, 9 Januari 2011

Saturday, January 8, 2011

[Haiku] Si Kutu Busuk

Mafia pajak
TNI dan Polisi
Suap menyuap

Tipu muslihat
Rangkaian kebohongan
Politik uang

Kasus korupsi
Hukumnya pengadilan
Manipulasi

Sidang pidana
Gayus bersilat lidah
Si kutu busuk

MiRa - Amsterdam, 8 Januari 2011

Tuesday, January 4, 2011

[Haiku] Sapi Perahan

Monument anti-Slavery, oosterpark - Amsterdam,17 des 2010


Sewaktu subuh
Di atas rumput hijau
Berkristal putih

Raut wajahnya
Tercermin pucat pasi
Sepanjang jalan

Senyum dan tawa
Membeku dihempas badai
Dingin menggigil

Merajalela
Kapitalisme ganas
Mililit krisis

Kaum pekerja
Jadi sapi perahan
Semangat rapuh

Musim berganti
Menanti kuncup bunga 
Perjuanganmu!

MiRa - Amsterdam, 4 Januari 2011

Saturday, January 1, 2011

[Haiku] Kepingan Salju



Kenangan kini
Menggali masalalu
Bias ingatan

Sepenggal kisah
Masa tiga dekade
Berfragmentasi

Masa remaja
Ketegaran diuji
Suka dan duka

Jejak melacak
Bagai roda sepeda
Di jalan terjal

Kepingan salju
Terbang melayang bebas
Di musim dingin

Hidup bermakna
Kebenaran menguak
Fakta terbius

MiRa - Amsterdam, 1 Januari 2011