Sunday, August 26, 2012

Refleksi Laluta: Alat komunikasi "twitter" di dunia maya anjang "perguncingan" media pasar bebas


Menurut berita republika.co.id: "...Kicauan papar hukum tatanegara.. @Yusrilihza_Mhd": SBY kan ngasi grasi sama Syaukani. Jadi beliau berhak dong dijuluki Presiden Koruptor, hehehe"...selanjutnya, silahkan click: http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/08/25/m9bdob-ini-alasan-yusril-sebut-sby-presiden-koruptor

"...Wakil Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Saan Mustopa meminta Yusril maaf kepada SBY. "Yusril harus meminta maaf kepada SBY," kata Saan..." selanjutnya silahkan click: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/08/26/m9ci12-pdip-yusril-tak-perlu-minta-maaf-sebut-sby-koruptor

"..."Menurut saya Yusril tidak perlu minta maaf," kata Basarah saat dihubungi Republika, Ahad (26/8)..." selanjutnya silah click: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/08/26/m9ci12-pdip-yusril-tak-perlu-minta-maaf-sebut-sby-koruptor

Semacam bentuk pragmatisme berita beraroma "retorika" itu adalah ciri khas alat media di Indonesia, yang inginnya selalu dipandang spektakuler dalam penyajiannya sebagai alat Massa Media Pasar Bebas abad 21...ibaratnya buat publik pembaca, seperti sedang menonton permainan ping-pong , yang kadang mengasyikan tapi juga bisa mengaburkan persoalan yang akan disampaikan pada publik pembaca...

Dan kalau dinyatakan SBY sebagai presiden koruptor...lalu kenapa? Apa lantaran adalah tanggungjawab beliau yang membiarkan bahkan merestui dan melindungi para koruptor merajalela di Tanah Air kita tercinta ini...

Berapa banyak beliau terlibat di kasus korupsi, misalnya kasus haram Bank Century yang, katanya, dipakai buat biaya mensukseskan kampanye capres jilit 2nya...hal kasus inipun tak ada yang berani mengutak-atik..bahkan dikalangan para politik elit, sejenis Yusril pun beraninya menjadi "burung berkicau" di twitter  tapi ndak punya nyali buat menekuni secara serius menggugatnya sampai ke rahan hukum..

Sehubungan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI baru lalu ini, salah satu visi&misi beliau, tentunya untuk memberi remesi alias "Korting Vonis" masa tahanan para aktor koruptor, walaupun sebenarnya beliaulah yang paling bertanggung jawab atas kasus-kasus korupsi karena banyaknya jumlah Uang Negara, yang menguap entah kemana junrungannya selama dalam masa jabatan pemerintahannya..bukankah uang yang menguap itu adalah Uang Rakyat hasil "wajib bayar Pajak" dll....

ehm..terus terang, saya akan malu bahkan merasa jijik kalau punya sosok presiden seperti beliau itu..bayangkan...kalau publik umum mengkritisi presidennya, misalnya melalui dunia maya, twitter..lantas jalur media massa dimanfaatkan oleh pasukan anak2 buahnya, yang irama paduan suaranya terdengar: "mengembek...mbekkk", lalu kemudian jor-joran menonjolkan diri membela bossnya..

Setelah itu presidennya tampil ke publik umum melalui liputan media pasar bebas, yang tentunya mengekspresi muka "bayi sehat" tapi terlihat berwajah muram, sedih dan matanya berkaca-kaca, seperti..melas minta dikasihani oleh rakyatnya, yang sudah bosan dengan pencitraan.

Sebenarnya "trik" atau penampilan model aktor seperti itu, sudah lama kukenal pada sosok eks. presiden ORBA, telah dikenal dalam sistim pemerintahan totaliter, bernama Soeharto. Beliau selalu menunjukan wajah "Bayi Sehat"nya tapi berekspresi senyum di kulum...padahal makna senyumnya itu..selalu menggetarkan rasa takut rakyatnya. Seperti digambarkan pula oleh alm. pelukis LEKRA Basuki Resobowo dibawah ini...



Keahlian metode massa psychologi beliau-beliau ini, tentunya bermaksud untuk menakutkan rakyat ataupun meminta belaskasihan pada rakyat, yang memang ada ilmunya guna memanipulasi rakyatnya supaya mendapat dukungan massa atau supaya tidak kehilangan pendukung maupun simpatisannya...dan visi metode inipun memiliki jaminan "Loyalitas" sebagai alat mempertahankan kekuasaannya, melalui sistim bentuk pelestarian KKN dalam budaya masyarakat Kapitalisme di Indonesia...

Kini di abad 21, rakyat Indonesia tak bisa lagi di perlakukan sebagai "Domba" atau "sapi perah" yang gampang di giring  ke "alam lestari"nya.  Bentuk metode "manipulasi" abad 20 itu, yang berakibat proses "apatisme" sehingga dengan cara "trik-trik" aktor  berperan "memelas diri" atau "tersenyum memikat" tapi bertangan "besi, keji dan kejam" itu tak lagi mempan karena sudah dianggap kadaluarsa..

Ingat! Rakyat Indonesia adalah Manusia yang punya Otak dan hati nurani, yang sampai saat ini hidup dalam sistim pendidikan bersifat pembodohan itu, tidak lagi manjur terpengaruh oleh "jimat aji mumpung" nya sistim Kapitalisme ... apalagi alat komunikasi di dunia maya semakin canggih jalur informasinya, dan dinilai sebagai sarana fasilitas yang bebas dan kritis...suatu kali nasib penguasa asosial serta tak berprikemanusiaan itu akan menjadi "Boomerang" menyerang dirinya. Hukum "sebab-akibat" adalah proses alamiah...ibaratnya, menurut ajaran agama: "Ada Kekuasaan di Atas penguasa..." maka sang Pencipta Alam Semesta ini akan merestui umatnya berlawan menuntut hak keadilan sosial...


MiRa - Amsterdam, 26 Agustus 2012

 

No comments:

Post a Comment