Saturday, April 9, 2011

[Cerita Rakyat] Air susu dibalas dengan air tuba



Suatu kali buaya tersesat dan tidak bisa menemukan jalan ke sungai. Tak lama kemudian bertemulah buaya dengan seekor kerbau yang sedang berjalan bersama anaknya yang masih kecil. Lalu buaya menyapa dan meminta bantuan kerbau itu untuk mengantarkannya ke arah sungai.

"Mustahil," jawab kerbau, "Saya punya anak kecil yang tak bisa saya tinggalkan." Namun buaya tak henti-hentinya mengiba-iba sembari menangis memohon bantuan.

"Biarkanlah anakmu untuk sementara menunggu di sini saja, temanku tersayang", rayu sang buaya, "Aku tersesat dan tak bisa menemukan jalan ke arah sungai!"

Akhirnya kerbau merasa kasihan dan mengantarkan buaya ke sungai, ketika hampir mencapai sungai, seketika itu tiba-tiba buaya menyambar salah satu kaki kerbau, serta menariknya sampai ke ke dalam sungai.

Kerbau berteriak, "Jangan menggigit saya, buaya! saya telah membawamu dengan susah payah sampai di sini, dan sekarang kau menggigit kakiku"
"Tenang saja", kata buaya ,"Aku hanya ingin membalas kebaikanmu."
"Tunggu dulu, buaya, pertama saya ingin tanya pendapat seikat padi yang sedang mengambang di atas air."
Dan kerbau pun bertanya, "Seikat padi! Bagaimana menurutmu bila perbuatan yang baik dibalas dengan yang jahat ?" Lalu kerbau menceritakan niat baiknya mengantar buaya yang tersesat itu ke sungai.

Seikat padi menjawab: "Itu tidak jadi masalah, tidak ada perbuatan baik bisa menghapus yang jahat. Lihatlah nasibku ini: "Orang telah menumbuk saya sampai saya benar-benar hancur dan sekarang mereka membuang dan membiarkan saya hanyut di air."

Tak lama kemudian kukusan usang yang mengambang di atas air datang menghampirinya, dan memberikan pendapatnya: "Yang baik tidak bisa menghapus yang jahat, lihatlah saya yang sampai usang digunakan oleh orang, sekarang saya lemah dan rapuh, maka mereka melemparkan saya ke sungai, karena itu saya setuju, tidak ada yang baik bisa menghapuskan yang jahat."

Kebetulan kerbau dan buaya melihat seekor kancil yang sedang berjalan santai di pinggir sungai, kemudian kerbau memanggilnya serta mengajukan pertanyaan serupa kepada kancil itu.

"Saya tidak bisa mengerti," Jawab kancil, "apa sih yang kau ingin tanyakan?"

"Buaya, bawalah saya untuk lebih dekat kepada kancil..." Kata si kerbau kepada buaya, "doronglah saya supaya lebih mendekati kancil itu."

Ketika kerbau mulai mendekat ke pinggir sungai, tiba-tiba kancil berseru: "Beri dia tendangan di kepalanya, dan cepatlah melompat ke samping, karena sekarang kau sudah cukup dekat ke daratan"

Segera kerbau melakukan apa yang dikatakan kancil itu, sang buaya terpental ke belakang, sehingga kerbau bisa lolos dari bahaya yang mengancam hidupnya, setelah itu kerbau mengucapkan terima kasih kepada kancil atas bantuannya!

Terjemahan bebas oleh MiRa - Amsterdam, 9 April 2011

Sumber:
Volksverhalen uit Oost-Indie (Sprookjes en Fabels)
5. Ondank - Halaman 17

Verzameld door DR. Jan de Vries
Met Illustraties van G.J. van Overbeek
Zutphen - W.J. Thiem & Cie - 1925

No comments:

Post a Comment