Saturday, January 7, 2012

[Haibun] Malam Kudus Berdarah



Dikala keheningan mewarnai hari peringatan kelahiran Kristus, seketika ingatan bersama mimpi purnama memudar. Sepi lalu-lalang di jalan, hanya kadang terdengar suara trem menderu kencang memecah kesunyian malam, hembusan angin dingin berdesir, menerpa tirai batasan dinding tua, dan berbisik kepada bangsa-bangsa di kaki langit,

Eksploitasi
Area tambang emas
Lahan tercemar

Tragedi Bima
Air limbah kubangan
Berlumur darah

Saat lembaran hitam terukir dalam kumpulan catatan harian, guratan pena bertinta emas, sirna memaknai jejak kehidupan sang juru selamat umat manusia. Waktu menuntun malam, tak urung melintasi kenangan kelam menyita heningnya malam kudus.

Menguak tabir
Di Pelabuhan Sape
Luka bernanah

Moncong senjata
Sang penguasa zalim
Rakyat berontak

Bukan takdir menjejak napak tilas pesisir pantai emas, berbusung lapar
Walau hati dan jiwa menyelimuti kekaguman gemerlapnya citra warna Natal
cengkraman tak luput dari jubah sang pemodal bergaun egosentrisme
merajut mata rantai, kawat berduri membentang krisis sistem keuangan
sang adikuasa pun takabur mengangkangi keadilan dan hak kemanusiaan

Makna merdeka
Bebas dari tirani
Diperjuangkan

MiRa - Amsterdam, 7 Januari 2012

No comments:

Post a Comment