Sunday, July 11, 2010

[Haibun] Warga Negara

Bangkit, lihatlah
Kekayaan alammu
Berlimpah ruah
Sumber aneka ragam
Berlumur limbah nista

Engkau, yang mulia,
penentu arah jalan air sungai mengalir,
penjelajah sumber air jernih,
yang kemudian menjamah sumber daya alam,
sebagai kekayaan bangsamu,
namun tangan-tangan kotormu,
menodai kesuburan alam fana,
dizinah dan dijarah isi perut bumi pertiwi,
tanpa jiwa prikemanusiaan.
Di tempat ini,
tanah airmu tak lagi punya belantara,
laut melepas pantai, erosi
jiwa kehidupan rakyatmu,
mengering, kurus kerontang,

Ingatkah kau, yang mulia,
Sejarah kemerdekaan,
diperjuangkan untuk semua,
bangsa dan negara dibangun,
dengan darah juang rakyatmu,
membangkitkan berlawan,
berpijak anti penindasan

Kini hak-hak keadilan dikhianati,
baja bergolak dalam arena rebut kuasa,
di bawah ancaman moncong senjatamu,
Konstitusi dibuat,
tidak menegaskan tentang hak sipil,
dirintis dalam kumpulan individu,
memimpikan tanah garapan,
menjadi lahan korupsi,
demi menjamin kesejahteraan koruptor.

Lintasan pegunungan yang menjulang megah,
sumber daya alam berkubang nista dosa,
penguasa daya guna mencincang lumat jiwa dan raga wargamu,
susunan kata-kata terukir selama 45 tahun,
bertinta lumuran darah, yang
mencatat cerita dusta niscaya,
nyatanya rakyatmu terkubur,
dalam timbunan waktu usia uzur,
rentan tenaga kerjanya, lalu
menjadi korban perdagangan orang,
demi penikmat jiwa durjana.

Ah..bukankah Negara ini bagaikan sebuah taman bunga,
kita semua bunga yang berbeda warna, dan
memiliki kekuatan jati dirinya,
untuk merintis kehidupan mandiri,
yang setara, adil dan makmur.

Warga negara
Berdamai dengan alam
Sepanjang musim
Biarlah bunga mekar
Indah merekah harum

MiRa - Amsterdam, 10 Juli 2010

No comments:

Post a Comment