Tuesday, August 10, 2010

[HAIBUN] Cermin Kemerdekaan

[HAIBUN] Cermin Kemerdekaan
: Refleksi diri buat Ibunda


Di kaki langit
Awan gelap menggantung
Tersenyum muram

Dikeheningan malam
Masa lalu mencekam

Ah..ingatan peristiwa melawan penjajahan,
massal ribuan orang, tak kenal menyerah,
medan perang menjadi lautan bara api.
Riwayat perjuangan bangsa Indonesia,
dari yang berlawan mungkin tak kembali,
darah dan jiwa raga jadi tempat kematiannya.

Pada peristiwa itu, serangan serdadu asing,
bersama bom-bom pemusnah umat manusia,
katanya, digunakan untuk perdamaian dunia,
ketika itu, tak ada yang mampu menghalanginya,
harga diri bangsanya, berkorban atau dikorbankan,
tak menjadi soal baginya, demi pembebasan rakyatnya.

Rasa senasib
Pahitnya penjajahan
Sepenanggungan

Jati dirinya, bertekad baja,
sikapnya, berwatak keras,
jiwa perlawanannya,
menjejak perjuangan,
Demi kemerdekaan.

Semua itu di dunia, tujuannya,
nasionalisme dan cinta tanah air,
patriotisme sebagai penghargaan,
persatuan dan kesatuan bangsanya.
Namun tantangan di masa kekinian,
nilai percaya diri tumbuh dalam kevakuman.
dari cermin jiwa ketegarannya, tak bermakna,
dalam citra mempertahankan dan mengisi kemerdekaan,
semangat juang tanpa tanda-tanda kehidupan kebersamaan,
ketika rakyatnya menuntut keadilan atas hak hidup sejahtera.

Roda kehidupan berorganisasi,
berpaling ke massa mengambang,
sistim hidup bernegara dan berbangsa,
berganti haluan, tak terlihat wujudnya,
terbius, seruan kemiskinan dibutatulikan.
Hal itu seperti menjadi ruang hampa udara,
tujuan kemandirian hanyalah isapan jempol,
kerakusan mengancam kekayaan alamnya,
bunga hutang negara menumpuk bukit limbah,
ilusi kemakmuran dijadikan bencana gersang,
atau mungkin ada sisi kelemahan manusia,
terlihat semakin rapuh, hati nuraninya membatu.

Tantangan hidup
Ketidakberdayaan
Tidak memudar

Dalam bayangan
Mimpi bunga di taman
Aneka warna

Jiwa semangat
Kedaulatan rakyat
Kemandirian

MiRa - Amsterdam, 10 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment